Seiring berjalannya waktu, aku dihadiri oleh orang-orang yang selama ini aku kenal baik. Mereka merupakan sahabatku sekaligus temanku, kadang aku menganggap mereka sebagai kakak adik, terbaik, dihandalkan, sehobi, seperjuangan, dan lain sebagainya. Mereka merupakan bagian dari hidupku yang selalu mewarnai hari-hariku. Yeah... Aku merasa senang akan kehadiran mereka. Mereka yang selalu membuatku senang, bahagia, sekaligus ceria. Dimanapun dan kapapun aku berada, mereka selalu hadir dalam kehidupanku. Mereka merupakan orang yang selama ini aku sayangi, aku sukai, dan aku cintai. Aku bangga memiliki seorang sahabat dan juga teman.
Aku tau, aku merupakan orang yang ketergantungan terhadap orang yang selama ini aku percayai bahwa ereka baik. Namun pengkhianatan itu seakan-akan datang menghampiri. Seiring berjalannya waktu, mereka mulai berbubah sikap seakan-akan negatif selalu menghampiriku. Memang sangat sakit, ketika aku harus terlihat ceria padahal hatiku sedang gundah. Sakit juga ketika orang yang kita harapkan mereka mulai mengabaikan. Lebih sakit ketika kita tau kalau mereka gak mau melihat kita lagi dalam kehidupannya. Setiap kita hadir, mereka tak mau melihat kita lagi karena mereka sakit mengenai apa yang kita perbuat dan apa yang kita berikan. Apapun itu, semua serasa apa yang kita lakukan mulai membunuh kita secara perlahan.
Senyum... Itu merupakan sebuah cara agar orang mau memberikan sesuatu yang terbaik kepada kita. Kata pepatah, senyum itu bisa mengalahkan seseorang yang sebenarnya ingin berbuat buruk kepada kita dan bisa membuat seseorang kembali ke dalam sesuatu yang positif. Kenyataannya, walau kita terlihat senyum kepada orang tapi hati kita serasa sakit maka batin jiwa serasa disakiti. Sama saja kita membohongi perasaan kita sendiri dan hal itu sudah membuat dosa bagi diri kita. Lihat kan? Bagaimana kita selalu tetap positif jika sesuatu berjalan tidak semestinya. Sehingga apapun yang kita lakukan menjadi serba salah.
Sahabat dan teman.. Kedua unsur itu tidak dapat dipisahkan dalam hidup kita. Setiap orang pasti memiliki teman dan sahabat. Jumlahnya pun tak terkirakan, namun yang merupakan teman dan sahabat yang nyata hanya bisa dihitung oleh jari kita saja. Teman yang Sahabat yang sebenarnya adalah ketika mereka ada untuk kita dimana mereka mengerti akan kita, setia akan kita, dan juga rela menolong demi kita. Teman dan Sahabat sendiri bisa digolongkan menjadi beberapa kriteria tertentu berdasarkan apa yang telah kita perbuat dan lakukan kepada mereka.
Terkadang, mungkin kita merasakan rasa cinta dan kasih sayang kepada mereka. Padahal hanya sebatas teman dan sahabat saja. Tidak lebih dari itu. Tingkat kesayangan dan cinta kita terhadap teman dan sahabat mungkin bisa lebih dari itu, tanpa kita sadari. Hal tersebut seolah-olah menjadi milik kita. Dan mengharapkan agar dia selalu ada, dapatkah kamu bisa menyimpulkan hal ini? Aku sering sekali merasakan hal ini. Banyak sekali teman maupun sahabat yang saat ini aku sayangi dan aku cintai, aku tau selama ini mereka sudah memberikanku respek yang baik dan positif kepadaku. Tak hayal jika mereka memperlakukan aku yang sama walau tak sebanding dengan apa yang aku harapkan.
Entah suatu hari, ketika mereka lebih dekat denganku dan mengetahui seluk beluk diriku. Mereka perlahan-lahan menjauhi diriku dan mengabaikan diriku karena alasan mereka benci terhadap apa yang aku miliki saat ini. Baik subjek maupun objek. Mereka tak mau mengatakan yang sebenarnya kepadaku, karena sudah enggan dan malas berurusan denganku. Ketika aku mendekatkan kepada mereka, mereka mennauhi dan tidak mau bertemu denganku lagi. Setiap bertemu lagi mereka seakan-akan benci kepadaku. Mereka pernah mengatakan kepadaku lebih baik musnah saja dari muka bumi ini agar mereka tak mau melihatku lagi. DSMLMD BLOG
Rasanya, setiap pertemananku dan persahabatanku selalu ada yang namanya kehilangan dan perubahan. Aku tak menyangka saja. Setiap orang yang selama ini sudah bersahabat dan berteman denganku seakan-akan mulai hilang. Memudahkan mereka untuk memutuskan hubungan silahturahmi kepadaku. Dan memudahkan mereka semuanya untuk menginginkanku lenyap dari muka bumi ini. Itu semua karena kepribadian lahiriahku yang buruk mulai mempengaruhi sekua orang. Aku merasakan hal itu. Aku lebih baik menginginkan temanku bahagia tanpa kehadiranku di hidup mereka dibandingkan ada dihidup mereka yang kerjaanya hanya membuat kehidupan mereka menjadi kacau.
Aku melakukan Flashback akan diriku ini, aku memiliki teman dan sahabat. Seakan-akan mereka mulai menjauhi diriku ini. Perlahan-lahan setiap yang aku temui pasti menghilang dan gak akan pernah kembali lagi. Hidupku ini selalu difitnah, dihina, ditindas, dicacimaki, hinnga dibenci. Tak ada satupun orang yang mengerti akan diriku ini, walau hanya sedikit orang yang mengerti akan diriku tapi perlawanan yang cukup kuat adalah orang yang tidak mengerti akan kehadiranku. Entah cobaan entah kutukan. Aku tak bisa memastikannya karena Tuhan yang tau.
Aku punya anggapan sendiri, aku mungkin seperti habis manis sepah ditendang tapi aku kepada mereka seperti habis manis sepah diinjak. Entah saling menindas diri satu sama lainnya. Walau ada orang yang mungkin membaca ini bersimpati kepadaku dan ada yang kesal. Tapi pastinya kebanyakan orang mengatakan kepadaku agar tidak menganggap diriku seperti ini. Rendah diri. Tapi kenyataanya banyak sekali orang yang gak mengerti akan apa yang terjadi pada diriku ini. Aku hanya bisa mengatakan kepada diriku ini, jika kalian tidak suka dan benci kepadaku, mengapa kalian tidak melenyapkan aku saja agar kalian bisa tenang dalam kehidupan kalian kalau hidupku hanya bisa menyusahkan kehidupan kalian juga. Apapun itu, aku dihidup ini memang serba salah.. Tepatnya disalah(guna)kan.
Anggapan baru dalam hidupku, lebih baik diam dan tidak memiliki sesuatu hal karena tidak mau terjadi apa yang tidak kita inginkan.
Tulisan ini hanya sekedar mengeluarkan keluh kesahku yang selama ini aku pendam. Dan mungkin kamu gak mengerti apa maksud semua ini, jika aku jelaskan mungkin kamu sendiri tidak paham apa maksudnya. Aku harap kamu tidak menyesal membaca ini. Kamu harap kamu bisa memakluminnya. Ini lah aku, aku berharap kalian ada yang rela membunuhku hidup-hidup bila perlu jiwaku dilenyapkan saja. Tidak suka? Benci? Bunuhlah aku kalau kamu gak mau dibuat resah dariku. Masalah? Silahkan siksa aku sepuasnya dengan kritikan dan nasihatmu.
Dalam kehidupan aktivitasku, awalnya aku tidak mengenal siapa mereka. Aku ingin tahu saja mengapa mereka melakukan seperti itu. Terlihat misterius bagiku. Namun seakan-akan misterius itu mulai terbongkar dimana mereka merespek kepadaku berdasarkan apa yang telah aku perbuat dan berikan kepada mereka. Baik itu dari keramahanku, kecintaanku, kesolidaritasku, kesayanganku, kebutuhanku, keinginanku, dan banyak hal lain yang ingin aku jelaskan disini. Terkadang apa yang aku berikan dan perbuat kepada mereka tidak sebanding dengan yang diharapkan, justru mereka melakukan hal itu secara sebaliknya. Aku mengerti, terkadang seseorang perlu diperlakukan secara menyimpang agar mereka mau memberikan apa yang kita mau.
Dalam kehidupanku sendiri, aku dikenal banyak orang sebagai sosok yang pendiam, ramah tamah, imut, lucu, pintar, dan aneh. Semua hal bentuk positifku ini telah membuat daya tarikku mekikat orang disekitarku. Ketika aku membuat daftar kelebihanku, aku melihat kelebihanku yang harus aku perhatikan agar kelebihan itu sendiri tidak membawakan dampak yang negatif dalam kehidupanku. Ya.. Tidak semua yang baik itu baik. Bagaimana kita memperlakukan seseorang dengan sikap yang baik juga terkadang tidak membawa mereka dalam sesuatu yang baik. Kau tau, sebenarnya yang selama ini aku lakukan kepada mereka. Hanya sebuah pemanfaatan yang cukup besar sehingga membuatku jatuh. Aku lengah akan hal itu. Dengan mudahnya mereka memanfaatkan kebaikanku akan hal itu. Selama ini sebuah kebaikan yang aku perbuat kepada mereka rasanya sia-sia. Mereka mulai senang namun mereka seakan-akan benci kepadaku. Kebaikan yang selama ini aku berikan kepada mereka tak ada gunanya lagi. Mereka perlahan-lahan mulai menyiksaku dan menusukku dengan cara mereka. Cukup keji.Aku tau, aku merupakan orang yang ketergantungan terhadap orang yang selama ini aku percayai bahwa ereka baik. Namun pengkhianatan itu seakan-akan datang menghampiri. Seiring berjalannya waktu, mereka mulai berbubah sikap seakan-akan negatif selalu menghampiriku. Memang sangat sakit, ketika aku harus terlihat ceria padahal hatiku sedang gundah. Sakit juga ketika orang yang kita harapkan mereka mulai mengabaikan. Lebih sakit ketika kita tau kalau mereka gak mau melihat kita lagi dalam kehidupannya. Setiap kita hadir, mereka tak mau melihat kita lagi karena mereka sakit mengenai apa yang kita perbuat dan apa yang kita berikan. Apapun itu, semua serasa apa yang kita lakukan mulai membunuh kita secara perlahan.
Senyum... Itu merupakan sebuah cara agar orang mau memberikan sesuatu yang terbaik kepada kita. Kata pepatah, senyum itu bisa mengalahkan seseorang yang sebenarnya ingin berbuat buruk kepada kita dan bisa membuat seseorang kembali ke dalam sesuatu yang positif. Kenyataannya, walau kita terlihat senyum kepada orang tapi hati kita serasa sakit maka batin jiwa serasa disakiti. Sama saja kita membohongi perasaan kita sendiri dan hal itu sudah membuat dosa bagi diri kita. Lihat kan? Bagaimana kita selalu tetap positif jika sesuatu berjalan tidak semestinya. Sehingga apapun yang kita lakukan menjadi serba salah.
Sahabat dan teman.. Kedua unsur itu tidak dapat dipisahkan dalam hidup kita. Setiap orang pasti memiliki teman dan sahabat. Jumlahnya pun tak terkirakan, namun yang merupakan teman dan sahabat yang nyata hanya bisa dihitung oleh jari kita saja. Teman yang Sahabat yang sebenarnya adalah ketika mereka ada untuk kita dimana mereka mengerti akan kita, setia akan kita, dan juga rela menolong demi kita. Teman dan Sahabat sendiri bisa digolongkan menjadi beberapa kriteria tertentu berdasarkan apa yang telah kita perbuat dan lakukan kepada mereka.
Terkadang, mungkin kita merasakan rasa cinta dan kasih sayang kepada mereka. Padahal hanya sebatas teman dan sahabat saja. Tidak lebih dari itu. Tingkat kesayangan dan cinta kita terhadap teman dan sahabat mungkin bisa lebih dari itu, tanpa kita sadari. Hal tersebut seolah-olah menjadi milik kita. Dan mengharapkan agar dia selalu ada, dapatkah kamu bisa menyimpulkan hal ini? Aku sering sekali merasakan hal ini. Banyak sekali teman maupun sahabat yang saat ini aku sayangi dan aku cintai, aku tau selama ini mereka sudah memberikanku respek yang baik dan positif kepadaku. Tak hayal jika mereka memperlakukan aku yang sama walau tak sebanding dengan apa yang aku harapkan.
Entah suatu hari, ketika mereka lebih dekat denganku dan mengetahui seluk beluk diriku. Mereka perlahan-lahan menjauhi diriku dan mengabaikan diriku karena alasan mereka benci terhadap apa yang aku miliki saat ini. Baik subjek maupun objek. Mereka tak mau mengatakan yang sebenarnya kepadaku, karena sudah enggan dan malas berurusan denganku. Ketika aku mendekatkan kepada mereka, mereka mennauhi dan tidak mau bertemu denganku lagi. Setiap bertemu lagi mereka seakan-akan benci kepadaku. Mereka pernah mengatakan kepadaku lebih baik musnah saja dari muka bumi ini agar mereka tak mau melihatku lagi. DSMLMD BLOG
Rasanya, setiap pertemananku dan persahabatanku selalu ada yang namanya kehilangan dan perubahan. Aku tak menyangka saja. Setiap orang yang selama ini sudah bersahabat dan berteman denganku seakan-akan mulai hilang. Memudahkan mereka untuk memutuskan hubungan silahturahmi kepadaku. Dan memudahkan mereka semuanya untuk menginginkanku lenyap dari muka bumi ini. Itu semua karena kepribadian lahiriahku yang buruk mulai mempengaruhi sekua orang. Aku merasakan hal itu. Aku lebih baik menginginkan temanku bahagia tanpa kehadiranku di hidup mereka dibandingkan ada dihidup mereka yang kerjaanya hanya membuat kehidupan mereka menjadi kacau.
Aku melakukan Flashback akan diriku ini, aku memiliki teman dan sahabat. Seakan-akan mereka mulai menjauhi diriku ini. Perlahan-lahan setiap yang aku temui pasti menghilang dan gak akan pernah kembali lagi. Hidupku ini selalu difitnah, dihina, ditindas, dicacimaki, hinnga dibenci. Tak ada satupun orang yang mengerti akan diriku ini, walau hanya sedikit orang yang mengerti akan diriku tapi perlawanan yang cukup kuat adalah orang yang tidak mengerti akan kehadiranku. Entah cobaan entah kutukan. Aku tak bisa memastikannya karena Tuhan yang tau.
Aku punya anggapan sendiri, aku mungkin seperti habis manis sepah ditendang tapi aku kepada mereka seperti habis manis sepah diinjak. Entah saling menindas diri satu sama lainnya. Walau ada orang yang mungkin membaca ini bersimpati kepadaku dan ada yang kesal. Tapi pastinya kebanyakan orang mengatakan kepadaku agar tidak menganggap diriku seperti ini. Rendah diri. Tapi kenyataanya banyak sekali orang yang gak mengerti akan apa yang terjadi pada diriku ini. Aku hanya bisa mengatakan kepada diriku ini, jika kalian tidak suka dan benci kepadaku, mengapa kalian tidak melenyapkan aku saja agar kalian bisa tenang dalam kehidupan kalian kalau hidupku hanya bisa menyusahkan kehidupan kalian juga. Apapun itu, aku dihidup ini memang serba salah.. Tepatnya disalah(guna)kan.
Pada akhirnya kehidupanku sudah bebas akan jaringan kegelapan yang menyakitkan diriku di masa sekolahku ini, namun aku belum bisa terbebas akan orang-orang di sekitarku ini. Entah bagaimana kehidupanku saat kuliah nanti.. Entah lebih buruk maupun lebih bagus masih menjadi pertanyaan dibenak kepalaku ini. Aku sangat mengharapkan kehidupanku mauh lebih baik dari kehidupan sebelumnya. Aku yakin.. Jika suatu hari mereka semua tidak menginginkan dalam hidup ini, lebih baik aku mati saja. Percuma aku hidup jika mereka selalu sial akan kehadiran diriku ini. Entah mahluk macam apa aku ini dilahirkan seperti ini yang kerjanya hanya membuat orang jengkel. No offense. Lebih baik aku mempunyai diriku sendiri dibandingkan punya orang disekitarku. Lebih baik aku yang seperti ini karena") aku ingin melihat temanku bahagia dan gak rela jika temanku dan sahabatku tersakiti karena aku. Lebih baik aku yang disakiti saja, dengan cara apapun itu mau halus, kasar, lambat, dan cepat, aku terima.
Ini merupakan sebuah pemberian harapan pada diriku sendiri karena everything goes wrong and let you to judgement and do it what you want. Suatu hari, aku akan mati karena pertemananku dan persahabatanku yang tidak berjalan dengan mulus dan hanya menyisakan sebuah kenangan yang tidak akan termaafkan dan rela untuk disiksa di dunia dan akhirat. Aku telah menyianyiakan hidupku. Aku tak akan bisa berjalan denga positif jika ada sesuatu yang gak beres. Ini memang salah kepribadianku yang membuatku seperti ini. Mengharapkan ada seseorang yang bisa melengkapi, melebihi dam menutupi kepribadianku ini. Rasanya hal itu nyaris langka bahkan hilang. Berharap tidak hanya lima orang saja melainkan lebih. Aku tau ini sulit karena aku orang yang ketergantungan. Susah buat bisa terlepas dari kegelapan ini. Hanya saja aku harus rela dan ikhlas kenerima segala resiko dan konsekuensi yang ada. Baik dunia dan akhirat.Anggapan baru dalam hidupku, lebih baik diam dan tidak memiliki sesuatu hal karena tidak mau terjadi apa yang tidak kita inginkan.
Tulisan ini hanya sekedar mengeluarkan keluh kesahku yang selama ini aku pendam. Dan mungkin kamu gak mengerti apa maksud semua ini, jika aku jelaskan mungkin kamu sendiri tidak paham apa maksudnya. Aku harap kamu tidak menyesal membaca ini. Kamu harap kamu bisa memakluminnya. Ini lah aku, aku berharap kalian ada yang rela membunuhku hidup-hidup bila perlu jiwaku dilenyapkan saja. Tidak suka? Benci? Bunuhlah aku kalau kamu gak mau dibuat resah dariku. Masalah? Silahkan siksa aku sepuasnya dengan kritikan dan nasihatmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar