Selasa, 22 Desember 2009

Lost in Forest and Adventure in Forest

Pada saat sekolah saya mengadakan class meeting, pada hari pertama, mungkin pada saat menjelang saatnya pulang ke rumah. Saya dan beberapa teman saya ingin pulang dan atau menongkrong bersama di sekolah. Saya hanya memilih pulang kerumah agar saya bisa bersantai dan seperti biasanya melanjutkan bisnis saya untuk membuat simfile stepmania. Tetapi sebelum itu, saya ingin mengajak pulang bersama perantara saya. Tapi karena dia ingin bertemu dengan pacarnya di dekat fotocopy-an jadi saya dengan perantara saya tidak pulang bersama. Kemudian saya lanjut pulang dan menuju keluar gerbang Bogor Asri kemudian naik angkot di depannya. Setelah saya naik angkot tiba-tiba saja supir angkot langsung jalan dan belok ke arah yang berlawan padahal penumpang angkot tersebut ada banyak tetapi arah tujuannya yang berubah. Yang tadinya ke Kandang Roda malah berubah arah menjadi ke arah yang lain yang belum aku ketahui.

Begitu saya kaget melihat hal ini saya ingin bicara kepada supir tetapi mungkin takutnya saya langsung kena bayar karena ini. Ya sudah, akhirnya saya di bawa ke daerah yang cukup aneh dan saya turun di pertigaan antara jalan yang tidak jelas namanya. Karena takutnya saya dibawa ketempat yang lebih jauh ya makanya saya turun di pertigaan di tempat yang kurang jelas namanya. Kemudian saya melanjutkan ke tempat yang berbeda dengan berjalan kaki. Saya mengikuti jalan yang ada. Saya terus berjalan ketempat tersebut tetapi suasana ditempat itu sangatlah sepi. Penduduk di desa tersebut seperti kelihatannya mati. Suram dan mistis (mungkin mistik). Saya melanjutkan perjalanan saya dan melihat sekeliling desa tersebut. Kemudian ada jalan yang menuju ke desa bawah. Saya lewati jalan tersebut. Dilihat dari sisi manapun desa tersebut memang desa itu cukup sepi. Sedikit orang yang beraktivitas disitu.

Saya hanya berjalan terus hingga saya masuk ke jalan yang penuh dengan pepohonan. Dari sinilah ada sesuatu yang terjadi pada diri saya. Saya memasuki hutan tersebut, saya melihat sekeliling memang ada suara seperti jangkrik yang menyanyi yang ada pada musim panas di Jepang. Melihat sekitar, pepohonan bambu campur pohon biasa menyampur disini. Lahan tanahnya pun penuh dengan rerumputan. Kalau kamu bisa bayangkan, suasana di hutan memang sepi. Saya berjalan memandang isi hutan tersebut. Memang kalau kau anggap ini aneh tapi cukup mendebarkan hati saya ini. Karena takutnya dalam feeling saya akan terjadi sesuatu pada diri saya ini maka saya berjalan dengan hati-hati. Didalam hutan tersebut memang susah untuk dijelaskan namun cukup panjang dan lebar dalam hutan itu.

32 menit saya berjalan dihutan bagaikan saya tersesat di hutan. Tersesat ?? ya memang saya benar-benar tersesat di hutan. Ya saking saya nekat ingin menjelajah hutan itu akhirnya saya benar-benar tersesat di hutan itu. Lalu bagaimana saya bisa keluar dari hutan ??? itu nanti saya akan jelaskan di cerita ini. Saya benar-benar tersesat di hutan. Yah... apa boleh buat. Saya jalan terus di dalam hutan dan akhirnya aku berada di luar hutan tetapi hanya pada di birai hutan alias ada di bagian pegunungan hutan dekat jurang. Kemudian saking saya capeknya minta ampun akhirnya saya istirahat sambil tiduran di dekat ke birai hutan gunung. Saya sambil memandang awan dan fenomena pemandangan yang indah. Pemandangan yang indah fenomena yang indah membawaku teringat pada sesuatu hal, yaitu mengenai permasalahan antara sahabt dengan pasanan hidup. Ya kau tahu, akupun punya pasangan tetapi kalau pacar ini didapat cuman belum kesampaian. Adapun kendala dalam diri saya yaitu...... mungkin tak perlu di jelaskan lagi karena kau tinggal lihat saja ceritanya saya di cerita dilema cinta. Konflik antara saya degan pasangan saya ini membuat keendala yang cukup panjang sehingga mungkin peluang untuk mencintainya sangatlah kecil. Itupun terrgantung pada kondisi saya. Belum lagi jika perantara saya gagal dalam mengucapkan suatu kata. Mungkin bisa kau amati sendiri. Saya samapi sedih dan menangis mengingat kejadian seperti itu. Jika ditambah dengan lagu neoMAX saya mungkin ini merupakan pengalaman dan kejadian yang menurut saya paling sedih dan brutal. Tidak dapat satupun masalah yang dapat saya selesaikan. Karena ini konflik yang mungkin sulit untuk diatas.

Akan tetapi agar ini tidak terjadi pada diri saya. Saya selalu menghafalkan asmaul husna Allah. Setiap hari aku baca itu terus walau aku harus lihat ke buku. Selain itu, aku selalu beribadah kepada allah dan memohon agar hajatku di kabulkan. Belum dengan tambahan sholat sunah lainnya dan menghafalkan salah satu Asma Allah secara terus menerus. Belum dengan berdzikir dan lain-lain.

Tapi semua itu mungkin ada yang tidak terkabulkan karena ada seseorang yang berdoa agar doa saya tidak di kabulkan. Belum ada permohonan yang menginginkan agar hidup saya tidak dikarunia jodoh dan agar hidup saya sengsara di masa depan. Ya Allah, nih orang benar-benar keterlaluan. Saya sampai sedih jika ada orang yang berdoa kepadaku seperti ini. Allah Akbar. Jika ada orang yang berdoa ke saya seperti itu. Maka saya, harus menimbal balikkan doa tersebut ke pemiliknya agar dia bisa merasakan kepeddihan doa yang dia kirim ke saya. Negatifnya orang itu kesaya hingga saya bisa sengsara. Orang seperti itu ingin aku musnahkan dari muka bumi ini.

Keinginan saya di dalam kehidupan ini ialah agar keinginan nyataku tercapai hingga membuat sesuautu yang berarti bagi hidup saya ini. Begitupun agar hidup saya ini tenang, tentram dan bermanfaat baik bagi kehidupanku. Satupun keinginan yang ingin aku capai dalam mencari pasangan atau pacar ialah saya ingin pacar atau pasangan yang pintar dalam segala hal (sedikit juga tidak apa-apa), rupawan, mempunyai ahklak yang baik, sabar, dapat berpengaruh baik bagi masa depan saya baik di dunia ini maupun di dunia akhirat, harmonis, memliki nisab yang baik (maksudnya keturunan dari keluarga yang baik), bisa di ajak untuk kerja sama (mungkin sulit bagi saya karena hobi saya yang begitu berbeda dengan orang lain), mempunyai harta benda yang baik (dari rizki, sesuatu yang didapat), mempunyai sikap atau feeling yang sama, tidak memiliki hasutan dari orang lain (agar tidak terjadi terpecah belah dalam hidup saya), bisa mengendalikan emosi dan emosinya dalam keadaan baik terus, mempunyai jiwa spiritual yang tertinggi dan masih banyak lagi. Tapi yang paling optima ialah yang saya sebutkan itu.

Pada saat saya merasakan dan meinginkan hal yang seperti itu, saya membaca doa dalam hati. Sambil tiduran memandang fenomena pemandangan. Perasaan saya yang terpendam ini meingatkan saya pada suatu kejadian dimana saya berjuang untuk menyelamatkan duniadimana saya berpetualang, menemukan hal-hal yang mistis, ajaib, dan sesuatu yang menyemangatkan hidup agar menjadi seru. Itupun merupakan yang terjadi pada pikiran saya saat saya berada di bangku SD, yaitu berpetualang mengggunakan imajinasiku dan bermimpi yang sama terus menerus. Entahlah tapi memang mimpiku mengenai hidup berpetualang terus menerus ada setiap saya tidur malam dan tidur siang. Tidur pernah berubah sedikitpun dalam mimpiku itu. Terus berlanjut dan berakhir saat saya berada di bangku SMP. Pada bangku SMP ini saya bermimpi yang bervariasi tanpa mimpi petualangan.

Jika mimpi itu berlanjut lagi hingga sekarang, mungkin saya merupakan orang yang memiliki jiwa avonturisme selama hidup saya. Akan tetapi jiwa avonturisme ini merupakan jiwa berpetualang sendiri. Tanpa sahabat maupun tanpa siapapun. Hanya saya sendiri. Namun, di dalam petualangan saya, ada beberapa teman saya yang membantu saya. Itupun teman SD saya yang di antaranya Rian yang mempunyai elemen Api, Dicky yang mempunyai elemen angin, Erik yang mempunyai elemen tanah, dan Arif yang mempunyai elemen Air dan Es. Sementara saya sendiri mempunyai elemne petir dan halilintar. Dari itu semua merupakan elemen yang terddapat pada game RPG. Kau tau ?? Bahwa petualangaan itu semua ada hubungannya dengan game RPG. Struktur cerita dan plotnya memang ada kaitannya dengan itu. Jika kalian pernah bermain game bergenre RPG. Kau pasti mengetahui cerita saya seperti apa. Petualangan saya tersebut sungguh terlalu panjang tetapi menyenangkan. Adapun ada rasa kehilangan sahabat, berteman, dan lain-lain. Namun sayangnya di dalam petualangan saya ini belum mengenal rasa cinta dan pasangan untuk jodoh.

Kembali pada cerita saya, ketika permasalahan ini menimpa pada diri saya dan sulit di atasi. Saya ingin sekali masalah itu cepat di atasi dengan cara agar saya tidak memikirkan itu lagi dan mencoba untuk mengingat masa jiwa avonturisme saya. Mencoba secara maksimal dan ternyata sangat sulit. Mungkin pikiran saya yang sudah dewasa ini yang sulit untuk mengingat kembali masa panjang jiwa avonturisme saya saat kecil. Tapi saya ingin kembali ke masa itu. Adapun saya yang harus memikirkan itu sepanjang waktu belum dengan karangan imajinasi avonturisme saya saat SD. Akan tetapi beberapa waktu kemudian saya mempunyai ide yang cukup kreatif. Kalau saya tidak bisa bermimpi dan mengkhayal mengenai kepetualangan maka saya pun bisa melakukan itu dengan cara membuat sebuah cerita petualangan karangan saya ini tetapi mungkin bercampur dengan kehidupana saya saat saya berada di bangku SMP dan SMA ini. Ya mungkin ini merupakan cerita petualangan saya yang penuh dengan imajinatif dan penuh dengan tantangan yang seru. Walau hanya saya harus mengarang cerita tersebut. Asalkan saya mempunyai waktu untuk membuat sebuah cerita. Tapi ini merupakan cara ampuh untuk menghilangkan pikiran mengenai pasangan dan pacar yang ada dalam pikiran saya. Kalau dicampur seperti itu sepertinya kepikiran lagi tapi lumayan untuk mengingat masa kejayaanku saat SD dulu.

Saat saya mengkhayal seperti itu. Tiba-tiba ada kakek-kake menepuk bahu saya saat saya sedang memikirkan dan mengkhayal tentang masa SD dulu sambil tiduran. Kakek tersebut bertanya kepada saya tentang apa yang saya lakkukan di birai pegunungan hutan. Kemudian saya menjawab bahwa saya sedang istirahat dan mengingat masa-masa SD saya dulu. Kakek tersebut menaruh rasa simpatik kepada saya dan sambil bercerita mengenai dirinya. Kakek tersebut merupakan seorang pemburu pohon pisang di hutan dan dulunya dia memiliki masa jiwa avonturisme di dalam dirinya. Dahulu pada masa kecilnya, kakek tersebut pernah merantau sendirian ke tempat yang sangat jauh saat dia berumur 15 tahun. Perantauannya tersebut dikarenakan karena kedua orang tuanya telah meninggal, akhirnya dia pergi berjalan sendirian untuk mencari sesuatu yang baru dan bisa meneruskan hidupnya. Saat pada perjalanan merantaunya itu, dia ingin menccari sesuatu hal yang baru pada wilayah yang tertentu. Cerita kakek ini hampir sama seperti film yang ada di trans 7 yang berjudul Bolang (Bocah Petualang). Kakek itu sering bergaul dengan teman di wilayah yang kakek itu jelajahi lalu kakek itu pernah di tolong oleh warga karena keadaan kakek yang begitu kritis. Begitupun saat dia ingin menolong warga sekitar. Banyak orang yang membantunya jika adda sesuatu yang mengalami kesulitan.

Jika kita lihat dari cerita itu, kakek itu merupakan seorang yang suka berpetualang akan tetapi petualangan itu berakhir ketika dia kembali ke tempat asalnya dan menikah dengan pasangannya bahwa pasangannya itu menyukainya. Senadainya kalau saya berpetualang demi mendapatkan sang pujaan hati, mungkin ini bisa terwujud. Kakek itu menanyakan apa yang saya pikirkan dan masalahkan saat ini. Lalu saya menjawab secara sejujurnya bahwa saya memiliki masalah mengani hubungan teman dan pasangan atau pacar. Kakek itu mulai memberikan penjelasan dan beberapa cara agar apapun yang saya inginkan terkabulkan. Adapun seperti berikut.

1. Banyak beribadah dan gunakan optimalisasi dalam beribadah
2. Cobalah untuk bersabar dan tidak bermain pamer
3. Jalan kaki dari hutan ini kembali ke keluar hutan dengan menggunakan arah yang berlawanan
4. Cintailah tuhanmu barulah cintailah pasangan atau pacarmu
5. Pakailah batu permata yang bermanfaat.

Dalam poin ke 5 tersebut, saya bingung mengenai batu permata yang bermanfaat. Maka dari itu saya bertanya kepadda kakek tersebut tetang batu yang bermanfaat bagi saya, ternyata batu yang bermanfaat bagi saya ialah

1. Opal
2. Lapis Lazuli
3. Peridot
4. Sapphire
5. Chrysolite
6. Sardonyx
7. Tourmaline
8. Jasper
9. Zircon
10. Pink Tourmaline
11. Aquamarine
12. Agate
13. Fire Agate

Kelihatannya mencari batu permata seperti sangat sulit dan langka untuk ditemukan. Karena untuk mendapatkannya kita harus pergi kebawah tanah dan menambang di dalam tanah. Akan tetapi, kakek tersebut memberikan kemudahan. Yaitu saya harus mencari batu yang bernama Alexandrite di hutan ini. Maka dari itu, saya bergegas dan mencari batu Alexandrite itu di pedalaman hutan itu. Sebelum bergegas saya berpamitan kepada kakek itu dan langsung mencarinya. Saya merasa senang dan bahagia mendengar dari penjelasan si kakek itu. Akan tetapi saking saya terburu-buru untuk mencari batu permata tersebut. Saya tidak sengaja berada di luar birai pegunungan hutan itu dan akhirnya saya jatuh dan terguling.

Rasa sakit yang begitu menyakitkan sehabis jatuh dari biari pegunungan hutan. Kepala saya pusing dan remang-remang. Untungnya tidak ada yang terluka, baik kulit terkelupas maupun sobek dan berdarah. Saat saya sadar, saya berada di wilayah yangg tak asing lagi untuk saya untuk melihatnya. Ternyata saya berada di dalam pedesaan Pomad. Tempat tinggalnya teman saya yang lama yaitu Rahadian Yusuf. Kemudian saya bergegas untuk berjalan normal dan mampir melewati rumahnya Rahadian. Tapi sayangnya dirumahnya kelihatan sepi jadi mungkin di rumahnya rahadian tidak ada siapa-siapa. Kemudian saya lanjut ke jalan kelaur perkamppungan pomad dan saat itu saya menaiki angkot dan langsung pulang kerumah.

Keesokan harinya, saat class meeting berakhir lagi. Saya melanjutkan lagi perjalanan ke hutan lagi tapi saya bukan salah naik angkot lagi. Saya hanya berjalan kaki menempuuh jarak kurang lebih 3 kilometer dari sekolah SMAN 3 Cibinong menuju ke arah pertigaan antara SMAN 2 Cibinong, Pomad, dan Bogor Asri. Lalu saya melanjutkan perjalanan saya ke arah dimana saya berhenti di tempat dan masuk pedalaman pedesaan lalu di lanjutkan dengan memeasuki hutan. Didalam hutan saya mencari batu permata Alexandrite. Saya mencari di belakangan pohon besar, pohon bambu dibawah tanah, sampai-sampai saya harus menggali tanah. Memang ini merupakan sebuah side quest bagi saya kalau di permainan game RPG. Apa boleh buat. Memang sepertinya saya berada di dunia petualangan sekarang walau buka hal yang imajinatif. Saya berkeliling kesan-kemari tetapi tidak membuahkan hasil. Tiba-tiba datang lah teman seperpramuka saya yang bernama samaran *T*L. Saya kaget, dan *T*L bertanya kepada saya mengenai yang saya lakukan di hutan. Lalu saya menjawab bahwa saya sedang jalan-jalan di hutan. Akhirnya, *T*L yang sedang berjalan di tengah hutan sambil membawa motor khawatir dengan kondisi saya. Yah... apa boleh buat lagi deh, akhirnya saya diantarkan keluar dari hutan itu dan MISSION FAILED.

Keesokan harinya lagi, terakhir ini saya tidak mau aa orang yang menggaggu saya dalam eksplorasi hutan ini. Saat dimana waktu class meeting berakhir karena suasana hujan yang deras, akhirnya saya melanjutkan perjalanan saya lagi (Makin lama sudah merantau ke hutan inikalau begini jadinya). Pada saat itulah saya mungkin berencana untuk berjalan kaki saja tanpa menaiki angkot, akan tetapi selama perjalanan itu saya harus berwaspada terhadap orang yang mengganggu perjalanan saya. Adapun gangguan tersebut diantaranya ada beberapa teman saya sekelas yang lewat menghampiri saya. Untungnya saya tidak ketahuan tentang itu. Belum lagi ejekan dari sekolah lain karena pakaian olahraga SMAN 3 Cibinong yang mirip dengan pakaian anak TK ini. Setelah saya melewati halangan tersebut dan bisa memasuki hutan walau hujan makin deras. Saya memasuki hutan. Mencari batu permata tersebut denngan cara mencarinya di bawah pohon, pohon bambu, di tanah, di rerumputan, dan dimana-mana. Saya tidak menemukannya satupun sampai 2 jam di guyur air hujan. Akhirnya ketika saya berjalan dan menemukan goa. Saya berteduh di situ. Rasa penasaran saya muncul ddi dalam diri saya dan langsung saya memasuki kedalam goa tersebut walau meemang kelihatan gelap. Tapi sayangnya karena saya tidak terlalu gentle untuk masuk kedalam karena terlalu gelap dan menyeramkan tersebut akhirnya saya berteduh sampai hujan tersebut reda. Setelah itu, saya lanjut ke perjalan saya. Dan saya mengingat kata kaki tersebut bahwa kalau saya bisa berjalan dari hutan menuju ke luar hutan dengan arahh yang berlawanan maka hajatku akan terkabul. Okay, bisa ku coba. Saya mencari jalan keluar hutan yang berbeeda memang sungguh sulit walau hujanya masih terus menguyuri tubuh saya. Bermenit-menit saya berjalan kaki tetapi saya tidak menemukan hasil. Seperti yang di katakan dalam judul saya tersesat di hutan tetapi berpetualang untuk mencari batu permata tersebut dan ingin terkabulnya hajatku itu. Dalam arah pandangan saya di arah jarum jam 12. Saya menemukan ada kilauan cahaya di pandangan saya di hutan. Akhirnya saya pergi ke sumber kilauan cahaya itu dan akhuirnya saya bisa keluar dari hutan itu. Namun entah saya berada di tempat yang berbeda tapi penuh dengan rumah yang mewah.

Saya memang berhasil melewati hutan tersebut dengan jalan keluar yang berlawanan, tetapi lokasi keluarnya sungguh berbeda. Sepertinya saya perlu menjelajah tempat itu. Saya menjelajah tempat tersebut dan melihat papan nama tempat dan ternyata saya keluar di Villa Bogor Indah. Wow sepertinya tempat ini tidak asing bagi saya karena saya sudah tau tempat itu. Saya berjalan melewati sekolah SMAN 8 Bogor dan saya berjalan kaki sambil kelaur dari jalan Pomad. Akhirnya petualangan saya berhasil tetapi tidak menemukan batu permata sama sekali. Tetapi saat keluar dari situ saya melihat si Rio sedang beli ayam goreng disitu. Tapi kenapa ya dia tidak masuk padda hari itu. Tapi ya... nevermind.

Akan tetapi saya mendapatkan beberapa manfaat dan efek sehabis dari situ. Diantaranya :

1. Fisik dan mental saya meningkat
2. Akhirnya doa saya yang saya terus-teruskan akhirnya terkabulkan
3. Simfile request saya di konfirmasi oleh admin. Yeehay
4. Banyak orang sekarang yang menanyakan kabar saya dan ingin bermain dengan saya.
5. Teman lawan jenis saya makin lama ini makin banyak yang mengicar saya. Wow... gak disangka akan begini.

Tapi saya tidak nerima poin yang kelima tersebut. Mengapa ??? akupun ignin mendapatkan apa yang kudapatkan dan inginkan sekarang. Tapi sayangnya otakku jadi keracunan petualang gini. Ya apa boleh buat, aku hanya menyatakan say bye-bye saja, tapi dia tidak bisa melepaskannya begitu saja. Soalnya aku menyegel doa tersebut dan doa tersebut hanya bisa dilepaskan jika aku keluar dari pikiran petualangan ini. Allah memberikanku yang terbaik karena keikhlasan dalam beribadah saat itu dan aku juga menginginkan agar rasa petualangnnku saat SD kembali lagi kedalam diriku lagi. Allah pasti menjaga apapun yang ada dalam diriku dan melindungi dari mara bahaaya yang terjadi pada diriku. Untugnya apapun yang aku lakukan bisa dipikirakan denan cara yang matang. Kalau saya marah biasnaya omongan saya bisa merusak hati orang sehingga orang tersebut merasa sakit hati. So, what do you want for me ?? do you want to destroy me ?? killing me ??? or avoiding from me ?? You can’t do it because your spiritual are weak because you didn’t have a Reality Spiritual Life. God is the key. And what do you do for me ??? Use you power of Sacred power to beat me. There are2 keys to defeat me. Note that.

Rabu, 04 November 2009

Dilema Cinta yang Sulit di atasi

Kau tahu bahwa sebenarnya saya memiliki karakteristik tersendiri pada saat mencari persahabatan. Yaitu, berdiam diri dan menunggu efek dari teman-teman. Terkadang saya ini bersosialisasi dengan teman-teman saya yang lain. Saya juga bermain dan mengobrol dengan teman ala kadarnya.

Tetapi dalam mencari cinta, apalagi jodoh. Biasanya hanya inilah saya yang tidak bisa menghilangkan dan menghapusnya dalam memori saya. Kalau misalkan kita cinta kepada tuhan, tentu saja memori kita ingat selalu kepada kebiasaan kita mencintai tuhan kita. Jika kita benci justru yang di dapat yaitu sebuah penyesalan saja.

Dalam masalah daya tarik, saya dulunya memang tidak tertarik kepada perempuan. Tetapi banyak perempuan yang tertarik pada saya dan mendekati diri ke saya. Memang saya sih sah-sah saja terima atau tidaknya. Yang penting dia mau menjadi teman jodoh atau pacar saya.

Tetapi di dalam situasi yang saya alami SMA ini. Saya mengalami efek karakterisitk saya sendiri. Mencari teman dan berbincang dengannya. Saat saya berpindah ke tempat-tempat untuk mencari teman. Saya menemukan perempuan yang ingin berkenalan dengan saya, dimulai dari nama lengkap saya, lahir, nomor telepon, nama facebook saya hingga nama alamat blog saya. Memang seepertinya baru pertama kali berkenalan dnegan hal-hal kriteria seperti. Namun memang tidak demikian. Dia itu bernama ANA (inisialnya). Dia menggunakan kerudung walau saya tahu sisi lain di balik kerudung itu seperti apa, kenapa ? Karena saya sudah melihatnya di facebooknya. Ya keritingan dikit.

Selama pengenalan dengan dia, dia selalu menanyakan ke saya layaknya seperti orang yang berpura-pura tidak tahu apa-apa. Padahal memang dia tahu agar saya bisa meresponnya. Dia menanyakan setiap tentang sekolah, baik dia tidak masuk maupun tidak. Baikpun dalam masalah belajar maupun tidak. Yah saya sih bersikap biasa saja, dan sedikit berpura-pura karena sepertinya dia sudah bermain pura-pura dengan saya dan bermain jebakan. Dalam beberapa hari kemudian, saat dia sedikit ingin dengan saya (mungkin bisa dibilang hanya kepura-puraan saja), dia berpura-pura bahwa dia sedang kehabisan pulsa, padahal pulsanya saat dia masih sekarat tinggal 100, tetapi pas ngirim sampat 7 kali, pulsa masih belum habis. Padahal dia sepertinya ingin sekali mengetest kecocokan dan kelayakan menjadi cowoknya. Ya tapi ya saya belikan saja pulsa.

Saat berbuka puasa, saat dimana menjelang teman saya yang mengalami kecelakaan dan luka yang begitu parah dan berat untuk di obati. Si ANA Awalnya tidak ingin ikut menjenguk teman saa yang kecelakaan dan tidak mau ikut buka bersama, karena di ajak oleh wali kelas saya. Akhirnya, dia ikut berbuka puasa bersama. Walau dia memasang tampang senyum ke saya bahwa menandakan dia menyukai saya. Memang rada aneh. Tetapi, pas pulang berbarengan dengan dia. Dia membuka kerudungnya dan melambaikan rambutnya.

Memang tak disangka, dia itu hanya membuka kerudungnya agar saya tertarik dengannya. Memang, saya benar-benar tak tertarik dengannya. Tetapi karena nafsu dan syahwat yang tak terkendali. Akhirnya tanpa sengaja saya menyukainya.

Rasa yang ini memang sudah sukar untuk dilepas. Saat menjelang halal bihalal. Dia meminta saya untuk mengabarkan bahwa dia tidak masuk untuk hari itu. Yah.. saya diam saja dan bersikap normal mengani itu. Saat hari menjelang masuk sekolah, keadaan memang langsung berubah tanpa informasi. Ternyata, dia sudah mulai tidak mendekati saya lagi. Memang, seperti yang saya katakan. Tipe cewek seperti dia merupakan tipe ganti-ganti pacar. Perubahan ini sudah jelas karena sudah tidak mendekati saya lagi, lalu diikuti dengan membawa HP setiap hari, kemudian menelpon, dan saat kebetulan saya cek dan melihat seluruh isi HPnya, ternyata informasi yang saya dapat bahwa dia mempunyai banayk pacar yang lebih dari 13 !!!

Mengapa saya mengatakan pacar lebih dari 13 ? karena seseorang yang memiliki pacar yang lebih dari 13 merupakan seseorang yang hidup dewasanya kelak mendapati mushibah. Bukan itu, dia memang ingin mencari jodoh yang sesuai dengannya. Orang aneh memang. Menurut saya, mencari dengan cara mengoleksi pacar merupakan pencarian yang sungguh buruk dan berisiko tinggi. Tidak apa dia mencari menggunakan cara tersebut, jika ada orang yang kelihatan berselingkuh dengannya maka orang tersebut langsung membencinya. Benar kan ? Cara seperti ini memang terlalu tinggi resikonya. Sehingga ya terpaksa saya langsung membencinya. Daripada di dewasa nanti saya menikah dengan perempuan pembawa sial.

Sebulan berlalu saat kejadian tersebut. Saya sering mengeluarkan kata kasar di dalam status facebook saya dan kesedihan. Jika cinta itu putus, kebencian sulit dikendalikan. Saat dia menanyakan penyebab saya benci, kasar, dan sedih, saya hannya menjawab tanpa omongan di dalam facebook saya. Saya tidak merespon apapun yang saya katakan.

Sebenanrya jika kita mencari pacar dimulalilah dari hal yang tersimple, jadilah saja teman tetapi jangan sampai mengatakan cinta kepadanya. Mengapa ? karena jika dia menerima dan menolak itupun tergantung apa yang harus kamu perbuat. Jika kamu tidak bisa berbuat apa-apa. Habislah sudah riwayat cinta anda. Dan kamu hanya meninggalkan kesakitan hati saja. Kamu hanya mengatakan “saya suka padamu” dan mengatakan “tapi bukannya jadian dengan kamu , tapi saya hanya dan kamu hanyalah sebatas teman tapi saya mmasih menyukai mu”. Simple bukan ? Cobalaha untuk melakukan variasi yang lain.

Beberapa hari kemudian, sifat karakteristik saya menjadi kebalikan dari yang normal. Yang seharusnya saya mencari perempuan yang hanya menunggu respon bahwa dia menyukai saya. Malah sebaliknya, saya mennyukai perempuan dan perempuan hanya menunggu respon dari saya. Saat menjelang hari ulang tahun saya. Banyak sekali yang mencuek saya dan hanya orang luar negeri saja yang peduli dengan saya saat ulang tahun saya. Tetapi pada sehari selesai ulangtahun saya. Teman-teman pramuka saya merayakan ulang tahu saya walau di sertai dengan kesengsaraan. Saya mulai tertarik dengan teman perempuan saya yang ada di sekolah saya. Dia menggunaknna kerudung, selain itu wajahnya sangat cantik walau tidak terlalu seksi. Tetapi di balik kerudung tersebut masih mempunyai wajahnya yang sangat misterius. Untungnya saya dapat saat dia membawa HP dan meminjamnya, saya melihat fotonya. Dan ternyata..... Cantiknya sudah tidak bisa dikatakan lagi. Akhirnya saya menyukai dan mungkin bisa dibilang jatuh cinta dengannya. Dia bernama KR (inisialnya)

Akan tetapi kesenangan tersebut membuat ANA, curiga dengan saya. Dan mencari tahu penyebabnya. Akhirnya, dia datang dan menghampiri saya. Dan berbicara mengenai saya dan pacar saya yang sejak SMP dulu. Hingga padasaat itu, dia mentraktir saya untuk makan dan minum. Saya ikut saja dan mentaati apa yang dia hendaki saja. Kemudian, dia merayu saya untuk menjawab pacar yang sebenanrnya di sekolah saya. Dan saya menjawab KR, dan akhirnya dia ingin mencoba menjawab alasannya kenapa dan mengapa. Saya hampir menjawab secara jujur apa katanya. Akhirnya karena situasi yang tidak terkendali ini. Dia akhirnya, membicarakan ini kepada teman-teman saya di kelas dan akhirnya sudah menjadi barang gosipan.

Semua kacau, hancur lebur, semua menjadi baahan omongan satu kelas ini. Teman saya sampai banyak yang “prikitw’-‘prikitw’ jika saya ingin bicara dengan KR. Seminggu kemudian, setelah omongan tersebut. Banyak laki-laki yang mendekatinya, asalkan jangan lebih dari 13 saja. Saya berharap demikian. Walau saya memnag menyukainya, apalagi mencintainya, tetapi kalau misalkan ada peluang untuk dibenci, mendingan anggap saja menjadi teman bicara atau teman curhat. Asalkan saya tidak bilang mencintainya atau jadian dengannya dan anggap saja sebagai teman curhat atau teman obrolan.

Sampai sekarang ini, saya memiliki kendala untuk berbicara dengannya. Apalagi jika ANA disampingnya. Kecuali saya bisa bicara dengannya kalau si ANA, tidak masuk sekolah. Baik, satu kendala yang mungkin sulit untuk di ajak bicara. Saya ingin menelpon lewat Hpnya tetapi tidak direspon sama sekali. Memang rada sulit. Tetapi jika perantara saya baik dan mau membantu saya, apalagi dengan keluarga saya. Mungkin saya bisa mendapatkannya walau hanya sebatas teman saja. Jika ingin menjadikannya sebagai pacar, dia itu memang sukar dan misterius, pada saat dia mempunyai pacar. Dia masih menanggap teman tetapi lama-kelamaan temanya dia menjadi pacarnya. Ceritanya mungkin bisa di simpulkan di bawah ini.

Pada saat kelas 5 SD, KR bertemu dengan teman cowok yan g ingin menjadi temanya. Setelah satu bulan perkenalan, cowoknya ingin menjadikan dia sebagai pacarnya. Saat di SMP ddia dan si KR, berada di sekolah yang sama dan di kelas yang sama. Masih tetap dia pacaran. Walau katanya kelas 2 SMP berpisah dan tidak berpacaran lagi. Akan tetapi dalam istilah game Harvest Moonnya Rival Love Mate, muncul saat berada di kelas 3. pacarnya si KR masih mencintainya. Dan tiba-tiba, laki-laki lain ada yang tertarik dengan si KR saat dia masih dalam sendirian. Laki-laki tersbut mencoba dan berusaha untuk menarik perhaitannya dan ternyata gagal saat dia mendengarkan pacarnya si KR menyebutkan kata sayang, dan lupa lagi. Akan tetapi saat lulus di SMP si KR ini mengungkapkan bahwa dia mulai tidak suka dan membenci karena jarang bertemu dengannya. Apalagi dengan pikiran negatif pacarnya dia. Dan saat ini dia belum mempunyai pacar satupun.

Tanggapan saya, walaupun saya menyukai dan mencintainya. Tetapi saya hanya menilai sebagai sebatas teman saya. Jika saya paksa untuk mencintainya resiko sakit hati ada di dalam hait saya ini. Walau banyak cowok sekrang yang menyerbunya. Saat ini pula, saya ingin berusaha untuk berbicara dengan dia dan sharing dengannya. Pastinya, Allah akan selalu membantu jika ada kesulitan, dan Allah juga maha pemberi kemudahan.

Rabu, 09 September 2009

Keistimewaan Angka 9

Tahukah anda dengan angka 9 ? Angka 9 merupakan angka terakhir dalam suatu bilangan satuan. Sementara apa hubungannya dengan angka 9 ini. Saya menulis blog ini di tanggal 9 dibulan yang ke-9 dan di tahun 2009, tidur dijam 9 menit ke-9 dan detik ke-9. Mungkinkah ? Ya to the point to my story.

Disekolah saat saya belajar disekolah, mengenai bahasa inggris. Saya belajar tentang simple past tense. Kau tahu apakah tense tersebut ? Mungkin nanti saya jelaskan disini. Guru bahasa inggris saya menyuruh semua teman saya di kelas saya untuk membuat kalimat yang berhubungan dengan simple past tense yaitu 9 kalimat. Tapi kenapa bukan 10 saja sekalian ? Saat tugas telah dikerjakan, guru memeriksa LKSnya sampai 9 halaman dan soal teks hanya yang di periksa 9 soal. Karena soal nomor 1 selalu menanyakan tentang judul. Karena jawabannya cukup mudah. Tapi saat guru memeriksa, saya mendapatkan nilai 90 !! angka yang begitu lumayan bagi saya.

Saat pelajaran bahasa jerman tiba, guru menuliskan tanggal yang cukup istimewa. Yaitu :

Mittwoch, den 09-09-09
Deutsch

Sebenarnya sama dengan bahasa inggris jika ditulis seperti ini :

Wednesday, 09-09-09
English

Tapi kalau guru geografi saya menuliskan seperti ini :

Rabu, 09-09-09
Geografi

Guru biologi saya saat dikelas menceritakan tentang VIRUS. VIRUS itu RACUN. Tapi kenapa ini juga berhubungan dengan lagunya The Changcutter yang berjudul RACUN DUNIA. Kalau di samarkan seperti VIRUS DUNIA. Saat materi virus, guru ini menerangkan tentang reproduksi virus. Proses terjadinya virus ada 9 . Tapi banyak yang mengatakan jumlah virus itu sudah mencapai 9 tak terbatas.

Trivia tentang angka 9 :

1. Angka 9 merupakan angka paling terakhir dalam bilangan satuan.
2. Angka 9 merupakan angka tersulit untuk dimainkan jika kamu memainkan game DDR
3. Angka 9 merupakan angka yang hampir terbagus dalam penilaian di sekolah dari angka 10
4. Angka 9 merupakan angka proses terjadinya virus untuk berkembang biak
5. Angka 9 merupakan angka yang hasilnya bisa dihasilkan menjadi angka 9
6. Angka 9 merupakan angka peribahasa dari kucing bernyawa 9
7. Angka 9 merupakan angka sate terakhir yang saya makan saat buka bersama
8. Angka 9 merupakan angka 18 yang bisa dibagi dengan 2 saat buber reunian
9. Angka 9 merupakan angka yang terakhir yang saya buat dalam trivia ini.

Begitulah trivia tentang angka 9. Makanya angka 9 itu merupakan angka yang istimewa bagi saya. Jika ditulis disini, 9 yang saya tulis ada : 999999999

Tapi tidak saya tulis angka 9 nya seperti ini : 999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999

999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999
999999999999999999999999999999


Cukup saya capek. takutnya angka 9 di keyboard saya takut rusak. Kira-kira ada berapakah 9 yang saya ketik panjang lebar pada angka 9 di atas dan berapakah jumlahnya jika setiap baris di tambahkann dengan angka yang sama ? Kalau bisa tolong commentnya ya ?

Sabtu, 30 Mei 2009

Ujian Nasional Side B

Kamu tahu cerita sebelumnya, kenapa di cerita saya ada Ujian Nasional Side A ? Karena itu merupakan Ujian untuk di Sekolah. Lalu Ujian Nasional Side B itu apa ? Side B-nya adalah saya Ujian di tempat teman saya yaitu membuat cerita Imajinasi. Cerita Imajinasi saya cukup panjang. Mau tau apa judulnya ? Judulnya adalah Terdampar di zaman Aztec. Lihat Cerita Di bawah (Maaf Kalau tidak jelas)

Suasana hawa yang segar. Di sekitar pemandangan yang indah. Dan suara burung kutil-lang yang bercicit. Tapi, mengapa saya ada di daerah yang cukup aneh walaupun tempatnya indah. Sepertinya, saya tidak ingat tempat apa ini. Tempatnya seperti, ada hutan, ada piramida, ada padang rumput, ada patung totem, dan lupa lagi. Apa mungkin saya ada di Nusa Tenggara Barat atau Timur. Sepertinya tidak mungkin. Masa disitu ada piramida dan patung totem. Kalau di Mesir, tidak mungkin, masa di sekitar sini ada padang pasir. Di suatu tempat di afrika, bukan juga. Masa suasananya gersang ? Kalau di hutan amazon ? sepertinya sih mirip tapi tidak ada sungai. Lalu tempat macam apa ini ???

Kemudian, saya berkeliling disekitar tempat itu. Saya melihat orang berpakaian seperti layaknya orang india. Takut rasanya kalau menanyakan kepada orang itu. Soalnya, orang tersebut membawa tombak. Ih... serem, takut malah saya dibunuh lagi. Tapi saya mengintai dan melihat orang itu. Saat orang tersebut bertemu dengan orang yang lain yang berpakaian sama dengan dia. Mereka berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia. Wow.. kalau begitu, ini di Indonesia tapi di daerah mananya ya ? Lalu, saya coba bertanya kepada mereka. Tiba-tiba mereka langsung menyembah saya. Loh.... aneh ini, kenapa mereka menyembah saya ? Mereka langsung berkumpul ke saya dan berkata bahwa saya telah hidup kembali. Emang saya baru hidup dari alam kubur ya ? Mungkin hidup dari alam kubur maksudnya bangun tidur dari alam kasur kali. Kemudian muncullah kepala suku. Kepala suku itu mengucapkan kepada saya bahwa saya adalah dewa penolong yang telah menolong suku mereka. Lalu, saya di beri pelayanan spesial oleh mereka.

Mungkin sebelumnya ada dewa yang telah menolong mereka dengan muka yang sama seperti saya. Jadi, mereka ingat dewa itu. Tapi kenapa ingatnya sama mukanya ya ? Saat kepala suku itu datang menghampiri saya. Dia bercerita kepada saya mengenai suasana tempat ini. Hasil ceritanya ialah :

  1. Tempat itu adalah tempat peradaban Aztec. Dimana orang-orang mirip seperti para romawi. Tapi disini berpakaian layak orang india
  2. Dulu tempat ini suasanannya indah. Tapi, sekarang menjadi lebih indah lagi
  3. Hal itu dikarenakan bahwa dahulu ada dewa penghancur sedang menghancurkan wilayah peradaban Aztec. Tetapi dewa penolong memusnahkan dewa penghancur.
  4. Dewa Penolong itu menggunakan Chaos Crystal. Chaos Crystal merupakan benda yang digunakan untuk memusnahkan kegelapan. Chaos Crystal itu disimpan di Piramida Bahasa.

Kemudian, saya berjalan keluar dan berkeliling di tempat ini. Masuk ke hutan. Saat perjalanan, saya melihat bebek hitam bisa berdiri dan mempunyai tangan berlari. Saya merasa aneh, ini mimpi atau apa ? Kok ada bebek berdiri, mempunyai tangan ? Ambisi saya mengikuti bebek itu. Bebek itu menuju Piramida Bahasa. Kenapa bebek itu menuju ke Piramida Bahasa ? Apa itu dewa penghancur yang ingin menghancurkan Chaos Crystal ? Saya bergegas mengikutinya. Bebek itu membuka pintu masuk kedalam piramida itu lalu dia langsung masuk. Pas saya hampir tiba di pintu itu. Pintu langsung tertutup. Sial ! Tetapi, saya melihat ada pesan di pintu itu. Pesannya ialah :

Jawablah pertanyaan ini untuk akses masuk ke piramida ini

Cara menjawabnya kamu hanya mengucapkan jawabannya didepan pintu ini.

Salah menjawab, kamu mendapatkan hukuman

“Kata yang huruf depan dan huruf belakangnya sama disebut.....”

Kata yang huruf depan dan huruf belakangnya sama disebut apa ini ? Belum pernah saya diajarkan sebelumnya. Seingat saya kata yang huruf depan dan huruf belakangnya sama yaitu seperti pop, wow, apa, nisan. Tapi, kalimat tersebut disebut apa ya ? Karena saya bingung, saya asal jawab saja.

“Homoruf !”

Apa yang terjadi ? ternyata jawaban saya SALAH . Tetapi, pintu itu terbuka. Aneh ya ? Saat pintu itu terbuka, ada sebuah batu muncul secara tiba-tiba dari samping saya. Batu itu tertulis.

Jawaban yang benar adalah PALINDROM

Anda diperbolehkan masuk.

Hukumannya anda diberikan waktu untuk masuk

yaitu 10 menit untuk masuk. Waktu habis atau keluar sebelum waktu dimulai, kau akan otomatis mati tanpa sebab. Waktu dimulai saat kamu masuk kedalam piramid.

KEJAM amat hukumannnya, saat saya masuk kedalam piramid. Tiba-tiba saya terjatuh dan meluncur hingga saya berada di suatu ruangan. Di ruangan itu, saya melihat kristal kegelapan yang dikellilingi oleh tulisan yang rada aneh. Tiba-tiba lagi, ada bebek hitam yang saya jelaskan sebelumnya muncul. Dia berlari, dan menuju kristal itu. Menyergap kristal itu, dan terjadilah gempa...

Guncangan menggoyang piramida telah terjadi, runtuh komponen bagunan itu, dan kutukan itu menghilang. Yippie !!! Tapi sekarang, saya harus segera keluar dari tempat itu karena tempat piramida tersebut akan runtuh.

Setelah saya berhasil keluar, saya melihat suasana yang begitu gelap. Gelapnya seperti kegelapan yang jahat. Bebek hitam muncul di hadapan saya dan menyerang saya secara tiba-tiba. Saya kaget dan menghindari serangan bebek hitam itu. Serangan seperti srigala terus dilakukan. Kadang juga bisa menghilang. Tapi, mengapa bebek itu tidak membawa crystal itu ya ? Di dalam tubuh bebek itu telah dirasuki dewa penghancur dan dewa penghancur itu keluar dari dalam tubuh bebek hitam itu. Bebek Hitam itu tak sadarkan diri. Dewa penghancur langsung menyerang saya. Dan saya terlempar ketempat pedesaan dan jatuh.

Saya ditolong oleh kepala suku Aztec. Dan di bawa ke tempat perawatan gawat darurat (Kaya RSBI (Rumah Sakit Berkota Ini)). Kepala suku bertanya kepada saya bahwa kenapa saya bisa jatuh dari langit. Saya menjawab bahwa adanya kebangkitan dewa penghancur yang telah bangkit dari alam baka dan otomatis menyerang saya hingga terlempar kedesa tersebut. Setelah saya mengatakan itu, warga di desa Aztec itu mulai panik dan kabur. Kemungkinan, mereka takut karena serangan mematikan dari dewa penghancur. Tapi ironisnya, saat saya berjalan keluar saya melihat cahaya merah dan terlihat aurora kegelapan dari langit. Suasana Desa Aztec sepi sekali. Saya tidak mau hal ini terjadi, bisa jadi suasana di peradaban Aztec hancur musnah. Saya pasti bisa menghentikan dewa penghancur itu walaupun dengan resikonya ialah berbahaya.

Sebelum saya pergi menghancurkan dewa penghancur, saya berpikir untuk memikirkan cara mengalahkan dewa penghancur. Mungkin kepala suku bercerita bahwa dewa penolong memusnahkan dewa penghancur dengan Chaos Crystal. Chaos Crystal-nya ada di piramida bahasa. Wah jangan-jangan Chaos Crystal-nya sudah dibawa oleh dewa penghancur untuk melakukan sesuatu. Saya langsung bergegas ke piramida bahasa.

Setelah saya sampai di piramida bahasa. Dewa penghancur telah menghancurkan Chaos Crystal. Ouw...... gimana ini.... padahal cara satu-satunya menggunakan Chaos Crystal. Tapi, gimanapun caranya menghancurkan dewa penghancur itu, saya lakukan demi kedamaian dan kesejahteraan peradaban Aztec. Saat saya maju menyerang ke dewa penghancur. Saya langsung di tebas menggunakan pedang secara cepat seperti kilat. Saya sampai tidak berkutik melawannya. Hingga lemas. Dewa penghancur ingin menghancurkan tubuh saya dengan memanggil monster pemakan manusia. Tiba-tiba, dari bongkahan Chaos Crystal yang hancur, muncul cahaya yang terang benderang dan Pecahan Chaos Crystalnya bergabung menjadi satu. Di dalam Chaos Crystal, muncullah Dewa. Dewanya itu adalah Dewa Penolong. Dia memulihkan saya dan dia menghancurkan Dewa Penghancur. Saya sih agak sulit untuk menceritakan ini. Tapi saya telah diselamatkan oleh Dewa Penolong.

Rabu, 27 Mei 2009

Pelanjutan Editan

Selama Banyak halangan yang saya hadapi, akhirnya selesai juga. Sekarang tinggal melanjutkan, masalah-masalah yang harus segera di selesaikan diantaranya :

1. Membuat game Super Mario World - The Real Path 2 (The Real Path 1-nya gagal tapi bisa anda download di blog saya yang kedua yaitu blog khusus untuk download)
2. Membuat step untuk Dance-Dance Revolution versi lagu Indonesia (Baru 1 dari 20 lagu yang baru selesai. 1 lagunya ialah lagu "Ambilkan Bulan" dari "V minutes") yang berminat download tunggu sebentar ya. :)
3. Membuat game RPG tentang ..... lupa sih judulnya apa ?
4. Membuat cerita imajinasi dari dunia mipi saya, yaitu tentang petualangan panjang. Gejala mimpi sejak kelas 1 SD hingga kelas 6 SD tanpa henti :(
5. Menyari Pendaftaran ke SMAN 1 Cibinong (Lewat NEM lagi :( )
6. Memainkan Arcade PIU series di level Freestyle dan Crazy.

Kalau target semua sudah selesai tinggal enak-enakan saja . Hohohohohoho ^0^

Jumat, 22 Mei 2009

Drama Dadakan

Di hari senin tanggal 18 Mei 2009 jam 08:30 WIT (06:30 WIB) saya datang ke sekolah saya untuk melaksanakan ujian praktek, yaitu ujian prakteknya ialah Kesenian, dan Komputer. Untuk kesenian, sudah dipersiapkan sejak tidak jadinya pensi di sekolah soalnya prakteknya ialah teater atau drama, dan komputer sudah dipersiapkan pas 6 hari sebelum US. Saya datang ke sekolah membawa pakaian yang begitu berat sekali di dalam tas saya. Kenapa ? karena saya memerankan 2 peran. Saat tiba di sekolah. Suasana kelas sepi sekali. Yang ada di kelas saya hanyalah 5/8 dari 44 siswa saja. Sisanya, sebagian besar sedang test masuk ke SMAN 2 Cibinong kelas Rintisan Sekolah Bertarif Internasional. Saya bingung, padahal ujian praktek ini tidak ada susulan dan juga tidak boleh di tundak. Udah gitu, yang test selesai jam 12 siang. Bagaimana dengan kelompok saya dan kelompok lainnya ya ? Masa drama hanya setengah anggota saja.

Saat bel berbunyi tanda ujian praktek dimulai. Hampir 5/8 siswa bingung karena banyak sekali yang test di SMAN 2 Cibinong. Bingungnya itu karena bagaimana praktek teater / dramanya kalau anggotanya sedikit. Saat 5/8 murid itu ke padepokan, Pak Idris langsung mnyuruh murid untuk masuk. Pas semuanya masuk, Pak Idris merasa aneh dan bertanya “yang lain pada kemana ?”. Murid menjawab “yang lainnya pada test SMAN 2 Cibinong” Pak Idris mengatakan tegas kepada semua murid bahwa praktek kesenian tidak ada acara tunda – menunda, biarkan yang lainnya tes, dan jika murid berkelompok dengan orang banyak pasti murid mendapatkan hasil yang jelek. Jadi kesimpulannya, Pak Idris mau drama / teater spontanitas alias dadakan karena jumlah kelompok anggota yang sedikit. Peraturan dalam ujian praktek ini adalah :

  1. 1 kelompok terdiri dari minimal 1 anggota, dan maksimal 3 anggota
  2. Tanpa membawa teks persiapan teater/drama
  3. Berdiskusi dengan teman terlebih dahulu sebelum teater/drama dimulai
  4. Waktu diskusi ialah 10 menit
  5. Gunakan kostum yang ada sebagai modal untuk teater/drama jika tidak mau sia-sia membawa kostum dan gunakan fasilitas yang ada di padepokan jika perlu.
  6. Bagi yang belum mendapatkan diharap menunggu diluar dan bagi yang sudah teater / drama silahkan keluar.
  7. Tema atau judul yang boleh di mainkan ialah (1) Maling (2) Razia Pedagang Kaki 5 (3) Putus Asa (4) Sekolah.

Saat dimulainya ujian praktek kesenian, 5/8 murid keluar padepokan. Tetapi, kelompok saya merupakan giliran pertama untuk tampil dalam acara DRAM DADAKAN.

Kelompok saya ini memilih tema atau judul tentang Maling. Dibawah ini sistematika drama ini :

  1. Tema atau Judul : Maling
  2. Pemeran : (1) Wahyu Dwi Lesmono => Maling (2) Fachrul Eka Achridian => Penjaga Ronda (3) Rahadian Joseph Yusuf Kalla => Pemilik Rumah
  3. Latar Suasana : Sepi, Ricuh
  4. Latar Waktu : Tengah malam
  5. Latar Tempat : Perkampungan
  6. Kostum : (1) Wahyu Dwi Lesmono => Sarung sholat ala maling menggunakan kacamata (2) Fachrul Eka Achridian => Rebana bolong, dengan sarung seperti selendang (3) Rahadian Yusuf => Jas mewah kelebaran dengan celana pendek.

Teks Drama yang telah dikutip :

Suatu hari, di malam hari, di perkampungan yang begitu sepi. Seseorangan yang mirip seperti maling sedang mencari target untuk mencuri barang warga. Saat itu, dia sedang beruntungnya menemukan rumah warga yang jendelanya tidak di tutup.

Maling : “Wah jendelanya terbuka nih... beruntung dapat barang berharga”

Saat maling itu sedang masuk kedalam rumah seseorang. Maling itu ingin mencuri TV (fasilitas di padepokan tas milik saya yang berat). Tapi TV itu berada dekat dengan pemilik rumah yang sedang tidur di kasur (fasilitas di padepokan tirai biru). Dengan nekadnya, Maling itu mengambil TV itu secara diam-diam. Saat berhasil mengambil TV itu, pemilik rumah bangun, dan si maling kaget.

Pemilik Rumah : “Huah..... nyam,nyam,nyam (si maling kaget)”

Maling : (Segera berlari dengan pelan-pelan)

Pemilik Rumah : (Berkata lemas) “Hey..... kamu siapa ?”

Maling : “Kamu sendiri siapa ?”

Pemilik Rumah : (Berkata lemas)“Saya pemilik rumah ini”

Maling : “Oh kalau begitu saya maling”

Pemilik Rumah “ (Berkata lemas) “Kamu disini mau ngapain ?”

Maling : “Saya mau ngambil TV ini”

Pemilik Rumah : (Berkata memelas) “Oh silahkan, saya ingin tidur dulu”

Maling : “Oh, ya terima kasih” (Berjalan lari)

Saat Pemilik Rumah itu kembali tidur lagi, tiba – tiba ia sadar bahwa TV-nya telah Raib digondol maling. Pemilik Rumah itu langsung mengejar maling itu dengan mengatakan kata MALING. Sementara itu di Pos Ronda.

Penjaga Ronda : “Aduh ngapain ya, cuma jaga pos sendirian, gak ada apa-apanya”

Maling berlari – lari dan melewati Penjaga Ronda. Tetapi, maling itu tersandung batu (fasilitas di padepokan pentungan) hingga jatuh. Dan berlari lagi. Lalu Pemilik Rumah itu menemui Penjaga Ronda.

Penjaga Ronda : “Pak, kenapa anda lari-lari ?!”

Pemilik Rumah : “Ada maling malingin TV saya !!!”

Penjaga Ronda : “Orangnya seperti apa ?”

Pemilik Rumah : “Dia menutupi dirinya pakai sarung tapi dia memakai kacamata bulat tapi di salah satu kacamatanya retak kaya ontohod”

Penjaga Ronda : “Oh ya udah ayo kita kejar dia !!”

Sementara itu, si Maling sedang berlari dan bersembunyi di semak kecil karena maling itu sedang ingin buang air kecil. Tiba-tiba, Penjaga Ronda dan Pemilik Rumah menghampiri Maling itu.

Penjaga Ronda : (Sambil memukul bahu maling)“Eh.. kamu lagi ngapain ?”

Maling : “Lagi Pipis”

Pemilik Rumah : “Hey !! ini kan TV saya !!! Kau Maling !!!”

Penjaga Ronda : “Mendingan Hajar aja nih maling selagi dia masih kencing, Tu Wa Ga !”

Maling tersebut di hajar massa. Setelah di hajar, maling itu dibawa ke kantor polisi. Polisi sedang menyelidiki maling itu dan, polisi itu menyuruhnya membuka sarung itu (Peran Polisi ialah Pak Idris).

Penjaga Ronda : “Pak Polisi, Ini maling yang telah mencuri TV pemilik rumah ini“

Pemilik Rumah : “Ya pak tolong selidiki”

Polisi : “Saya periksa terlebih dahulu” (Sambil memeriksa maling)

Polisi : “Coba anda buka sarung maling ini”

Pemilik Rumah : (Membuka Sarung maling)

Penjaga : (Kaget) “Loh, ini kan JONO ?! Banci Kaleng yang keliling di perkampungan kita ?!”

Itulah Akhit drama/teater ini. Hasilnya adalah 8. Untuk kelompok lain ? Hasilnya sama juga, rata-rata drama/teater. Kenapa, kebanyakan ada unsur humor / lawakan. Ya gitu lah.... hahahahahahahahahahahahahah :)

Sabtu, 02 Mei 2009

Ujian Nasional Side A

Senin

Hari pertama Ujian Nasional, yang pertama yaitu Bahasa Indonesia. Pelajaran yang menurut saya normal, biasa. Karena pelajaran bahasa indonesia menyangkut hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari kita. Saat saya datang ke sekolah sekitar jam 08:30 WIT, suasana di sekolah sepi sekali padahal mulai ujiannya jam 09:00 WITA. Ya... kalau begini suasannya, mendingan jalan-jalan. Kemudian saya berkeliling di sekolah. Pas di kantin, saya melihat banyak sekali anak-anak yang sedang ngbrol dan diskusi. Saya berpikir bahwa ada apa sebenarnya mereka dikantin sampai ramai seperti pasar. Saat saya selidiki dan lihat, ternyata mereka sedang menyalin dan menulis bocoran Kujab (Kunci Jawaban). Wow, bagaimana mereka dapat kujab itu ? apa dari guru, diam-diam menyelinap dan mengambilnya, atau main sogok ya ? Saya bertanya kepada teman saya. Katanya teman saya mendapatkan kujab itu dari teman sekolah lain. Ada yang dari sekolah cinus, manec, dan pego (lupa sih nama kepanjangan sekolah itu). Ada pun teman saya menulis atau menyalin kujab di media tertentu, seperti kertas kecil, tissue WC, handuk kecil, papan, paha, otak, jidat, kaki, tangan, kerudung, dan media-media vitalitas yang lain. Ada yang mengatakan bahwa mereka tidak mau mendapatkan nilai jelek ataupun mereka tidak mau mereka tidak lulus. Wajar sih.. Orang tua tidak mau anaknya bodoh, bandel, atapun tidak lulus.
Tidak hanya orang bodoh, bandel, atau rese yang menyalin / menulis kujab, tetapi orang pintar, jenius, dan baik juga seperti itu. Mungkin karena yang telah saya jelaskan tadi, sebab utamanya tidak lulus. Rata – rata, hampir 90,57 % lihat kujab. Termasuk kelas saya pastinya. Tapi seingat saya, ada beberapa orang yang tidak mau mencontek dari kujab. Pastinya saya Rahadian Yusuf, si super pintar supersetar. Hehehe.... Saya jujur saja sih, NYONTEK. Oh ya saya di ruang 38, 1/10 kelas 9-7 dan 9/10 kelas 9-8. Di ruang 38 ada 20 siswa. Saya duduk dekat meja pengawas (ZiGZaG Said : YYYYEEEEEEESSSSSSSS.................. But I Said : NNNNNOOOOOOOOOOO...................) Kalau kamu pernah mendengar lagu Vertex pangkat berapa saja ciptaan ZiGZaG pasti mendengar kata YYYYEEEEEEESSSSSSSS.................
Saat masuk ke ruang ujian, rasanya seperti ulangan biasa, tidak tegang, bulu kuduk tidak mekar, tidak kebelet pipis.... kebelet pipis, normal. Kalau deket pengawas sih ngeri, hehehehehe. Saat di kasih Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN), ada yang berubah saat saya lihat pada LJUN pada tahun sebelumnya, yaitu :

1. Tahun Ujiannya berubah (Ya iyalah)
2. Penambah jenjang, awalnya SMP dan MTs, sekarang di tambah dengan SMP LB (Sekolah apaan tuh)
3. Warnanya ada yang gelap dan terang (dibagian nama, nomor, TL)

Ujian Nasional ini sama dengan Try Out dan Ulangan Umum. Membulatkan, Menghitamkan, dan Menulis. Lumayan sih untuk soal bahasa indonesia, ada yang edan, ngaco maupun mudah. Saat dimulainya ujian, saya langsung mentitikkan Jawaban dari 1-10. Kalau semuanya gak hapal. Jadi sedikit dulu dan memastikan kujab itu benar atau tidak ? Bel berbunyi sekali bertanda soal sudah boleh dibuka. Paket soalnya juga sangat berbeda, termasuk pada latar tema paket soal. Untuk mencoba apa benar kujab itu benar, saya mencoba soal nomor 1 sampai 10. Setelah diperiksa dan di teliti ternyata benar. Tapi mennurut saya, untuk pelajaran selanjutnya kurang yakin dengan kujab itu. Yang penting mencoba nomor 1 hingga 10.
Di tengah waktu ujian, saya berkonsentrasi menghadapi soal paling rumit menurut saya. Tapi, suasana didalam kelas sepi, sedikit suara gemerisik orang ingin menyontek. Sstt.... pengawasnya diam melototin sesuatu. Tidak mengawas yang lain. Dia bukannya mengawasi murid malah melihat paha mulus. Paha siapa ? Paha cewek yang berinisial AD. Saking enaknya tuh pengawas melototin paha. Dan tiba-tiba satu ruangan (termasuk pengawas) terkejut oleh kedatangan kepala dinas dan kepala sekolah. Tujuan mereka datang untuk melihat suasana ujian dikelas saya. Beberapa detik kemudian, mereka kabur dan suasana kembali normal. Pengawasnya tidak mau melihat paha AD lagi. Takut di penjara sama kepala dinas :) . Buat cewek sih ini cara ampuh, untuk mengelabui para lelaki bejat. Padahal pengawasnya laki-laki dan perempuan. Kenapa yang perempuan gak peringatin pengawas laki-laki ya ? Wah jangan-jangan pengawasnya laki-lakinya bejat lagi. o.O

Selasa

Hari kedua UN, yaitu bahasa inggris. Pelajaran Favorit saya. Seperti biasa, ramai di kantin, nyalin kujab di media tertentu. Saat dimulainya Ujian. Seperti biasa juga. Mencocokkan dan ternyata benar. Saya berharap mulai besok jawabannya betul semua dan dimulai dari nomor 1 sampai 40.
Di ruang saya suasannya lumayan unik dan aneh. Pasalnya, di ruang saya ada anak yang ingin makan di ruangan ujian saat ujian sedang berlangsung. Anaknya itu berinisial IP, anak itu ngebentak ingin makan tapi gak boleh sama pengawas. Namanya juga peraturan waktu Ujian. Pas selesai ujian. Dia langsung asik makan di ruangan itu bersama pengawas. Aneh :( .

Rabu

Hari ketiga UN, yaitu matematika. Pelajan Favorit saya pas SD, tapi pas di SMP. Mamamia sulitnya. Saat ada ujian ini, saya takut soalnya terlalu sulit. Maka dari itu, saya menulis kujab dari 1 sampai 40 di papan menggunakan pensil BH HB. Tapi kalau ngebuletin pake pensil 2B. Ada juga sih teman saya ngebuletin pake pensil 4B. Dapat dari mana tuh pensilnya. Bukannya diwajibkan pakai pensil 2B ?
Saat masuk ke ruangan ujian, saya lagi beruntung. Soalnya, meja pengawasnya di pindahin ke tengah. Jadi, aman untuk melihat kujab itu. Kemudian saya melihat tampang pengawas. Mukanya mirip Bu Endah dan Bu Lestari. Tapi gak mirip amat. Saat dibuka soal ujian matematika, soalnya terlalu mudah dan ada selipan soal anak SD o.O . Ngapain ya memerlukan kujab kalau soalnya semudah itu. Kejadian yang sama seperti kemarin. Berinisial IP ingin makan di kelas lagi. Ya ampun.... Kayanya ada maksud sesuatu dia makan dikelas. Pengawas juga ampe gak berkutik lagi. Tapi, karena IP ingin makan dan bertanya tentang gurunya. Ya jadi, 1/4 waktunya digunakan bukan untuk mengerjakan UN malah buat penceramahan tentang pengawas guru itu. Untungnya semua murid udah selesai, termasuk saya. Hasil ceramahnya adalah
1. Pengawasnya dari SMP PGRI 2 (entah Cibinong entah Bogor)
2. Memberikan jalan tentang berlangsungnya UN
3. Tidak ada catatan bagi anak yang ketahuan menyontek (Happy kalau mendengar ini).

Kamis

Hari terakhir UN, yaitu IPA. Paling seram dan menakutkan. Pasalnya, saya paling sebal dengan teori IPA, kecuali kalau menghitung sih mudah. Seperti biasa nyalin kujab 1 - 40 di papan. Ku harap kujabnya itu benar semua. Saat dibagikan kertas LJUN-nya. Saya langsung sergap mentitiki kujab itu di LJUN dan menghapus kujab yang ada di papan. Kemudian saya lanjutkan dengan membulatkan Identitas. Si pengawas sedang jalan-jalan keliling meja melihat LJUN agar tidak ada kecurangan dalam mengisi Jawaban. Padahal bel belum berbunyi tapi si pengawas langsung sergap meriksa jawaban. Kalau ada yang dititikin atau membulatkan jawaban maka diancam nilai dikurangi 4 oleh departemen pendidikan. OHHHHHHH NOOOOOOOOOOOOOOOOOO............. Udah kehapus duluan lagi. Wah... ini mah udah gak berkutik lagi. Pas saya mendengar ada teman saya yang berinisial IP ketahuan sudah mentitiki jawaban, tangan dan kaki saya langsung keram. Udah deh hidupku hancur lembur. Malah penghapusnya hilang lagi. Ingin minjam, tinggal sekutil tai lalat. Waktu pengawas sudah sampai di meja saya. Saya sudah tidak berkutik lagi alias mampus (istilah mensyukuri orang yang telah mendapatkan musibah dengan cara yang kasar) . Selanjutnya, saya dikomentari oleh pengawas bahwa saya merupakan penyontek proffesional dan saya juga di ancam nilai nya dikurangi 4 (untung bukan dikeluarkan dari ruang ujian). Yang parahnya lagi, malah dicatat lagi ke buku laporan siswa ujian nasional. ZiGZaG berkata “YYYYYYYEEEEEESSSSSSSS !!!!!!!” Saya pasrah lah mengalami musibah ini.
Saat 1/2 perjalanan UN berlangsung, si pengawas mulai melihat LJUN semua murid lagi, saya sih baru nyampe nomor 25 pada saat itu. Sayangnya kujabnya tidak sama, hanya 62 % yang sama. SETAN bener yang bikin seperti ini. Tiba-tiba terdengar teman saya lagi yang ketahuan nyontek. Dia berinisial IGNM. Dia ketahuan karena kertas kujab kelihatan oleh pengawas. Akhirnya, IGNM di ancam mendapatkan nilai 4. 20 menit kemudian, di ruang ujian saya ada yang KENTUT segede bom di comberan. Satu kelas pada ketawa, pengawasnya tidak mempedulikan suara KENTUT itu. Malah pengawas itu selalu siaga melihat semua siswa. Di seling suara ketiwi itu, ada teman saya diam-diam nyontek kujab atau nulis kujab. Tapi, ketahuan oleh pengawas. Teman saya yang berinisial FR, nyontek menggunakan kartu peserta. Di ancam nilai menjadi 4. 21 menit 12 detik kemudian si pengawas mulai berkeliling lagi. Dan dapat 1 ekor, yang berinisial AD yang awalnya dipaha sekarang menggunakan kertas. Alasannya, dia tidak mau lagi pahanya jadi kasar. Padahal dia orangnya pintar IPA loh waktu pas sejarah saya di kelas 8-2. Ancaman seperti yang tadi. Kayanya hari ini pengawasnya kejam amat. Kaya Iblis gak punya perasaan baik. Setelah AD ketahuan, semua murid tidak mau menggunakan kujab. Mereka menggunakan cara tradisional yang sering mereka gunakan. Yaitu, bertanya sono kemari. Akibat rencana itu, satu kelas ketahuan menyontek semua. Dan apa yang terjadi ? Pengawas itu memberikan kebijakan. Kebijakannya ialah tidak mencatat buku laporan siswa UN . Bagi yang telah tertulis disitu, akan dihapus ancaman itu. Jadi, kesimpulannya siswa yang sudah ketahuan nyontek sudah tidak perlu khawatir lagi nilainya menjadi 4. Tapi menurut saya, yang bikin edan tuh soalnya yang bikin RESE !!! SULIT LEVEL 43/50 .
99 menit berlalu dan pengawas memperingati bahwa LJUN-nya harus dikumpulkan sekarang dan tidak boleh pulang sebelum bel berbunyi karena semuanya sudah selesai akibat menyontak dari kujab plus ribut dikelas. Saat pengumpulan LJUN, si IP melakukan ulah lagi yaitu makan saat ujian sedang berlangsung. YA anak ini mah kebiasaan saat makan pas ujian berlangsung. Pengawasnya sekarang gak berkutik lagi ingin mengizinin atau tidak. Karena itu, seperti kemarin, pengawas itu berceramah lagi. Hasil ceramahnya adalah :

1. Nilai hasil UN harus bisa ditanggung jawabkan setelah lulus nanti.
2. Jika orang bodoh mendapatkan nilai bagus saat UN akibat nyontek, dia akan merasakan kebodohan, kepencundangan dan kesengsaraan saat sekolah lanjut.
3. Kelas saya sama curangnya dengan kelasnya Rahadian di ruang 37.
4. Ada murid yang ketiduran di ruang 37 kemarin. Siapakah dia ? Dia adalah Rahadian Yusuf. Dia sudah selesai dan malas meriksa ulang lagi, dan akhirnya tidur selama 30 menit.
5. SMAN 1 Cibinong masuk tanpa tes (kalau sekarang tidak tahu)
6. Sejarah SMP PGRI 2

Bel berbunyi 4x dan ujian sekolah berakhir. Dan kumpul dilapangan meraih kemenangan Ujian Nasional.

Side B segera di blog ini.