Jumat, 26 Maret 2010

Pergi ke Kota Tua

Pada liburan UN yang ke 3, aku dan teman kelas 10-1 berjalan-jalan ke Kota Tua yang terletak di Jakarta. Namun yang aku kurang tahu dari Kota Tua ini ialah aku tiak tahu l;okasinya. Saat aku mencari di internet bahwa Kota Tua inin terletak tidak jauh dari Stasiun Jakarta Kota. Kalau emamng ddi katakana ddekat katanya memang dekat sekali dengan Museum Fatahillah dan Museum Seni Budaya. Karena saking bingungnya akhirnya aku memutuskan untuk mencarinya sendiri jika teman-temanku pada meninggalkanku.

Pada saat hari dimana belum mempersiapkan segala sesuatu ke Ke Kota Tua. Aku menanyakan ke teman-teman untuk konfirmasinya. Hanya saja, banyak sekali yang tiddak ikut. Yang hanya ikut saja hanyalah Dwi Nur, Friska, dan Erry Santoso termasuk aku. Dwi Nur bingung dia ingin ikut atau tiddak karena ddia tiddak mau kalau hanay anggotanya sedikit yang ikut. Aku kira yang mengajak wali kelasku sendiri dan ternyata yang mengajaknya hanya teman-teman saja karena buat hjiburan ddi masa liburan ddaripadda bosan berlibur dirumah tidak adda apa-apa. Dwi Nur sangat bingung memilih iya atau tidaknya untuk ikut. Tetapi padda awal jawaban dia tidak ikut. Kalau memang rencananya mereka tiddak jaddi. Aku hanya bisa ikut senddiri dan menjelajah Kota Tua sendiri. Mereka janji padda jam 8 pagi di stasiun Bojong Gede. Cuman karena ketidakjaddian karena anggotanya yang begitu ddikit akhirnya tiddak jaddi. Akhirnya aku menelatkan diriku saja untuk berangkat senddiri padda jam 9 pagi dari rumah. Pada saat ingin berangkat. Aku mendapatkan SMS dari Dwi Nur yang mengatakan bahwa kegiatannya jadi dan dia barusan berangkat padda jam 9 di stasiun. Dia menaiki kereta Api Ekonomi AC. Yah.... memang membingungkan sekali mengenai info ini. Akhirnya aku berangkat sendiri saja walau mereka meninggalkan aku. Aku tiba ddi stasiun Bojong Gede pada pukul 9.45. Mereka berada di Stasiun Lenteng Agung padda saat aku tiba di stasiun Bojong Gede. Aku ingin agar aku bisa cepat menyyusul mereka. Biasanya di stasiun Bojong Gede dulunya tidak pernah terdapat kereta api Pakuan Ekspress waktu itu. Namun seiring perubahannya waktu, kereta pakuan ini berhenti di beberapa stasiun yang dulunya hanya berhenti di 3-5 stasiun saja. Akhirnya aku mengecek jadwal waktu mengenai keberangkatan dan pemberhentian kereta api pakuan ekspress. Ternyata antara Ekonomi biasa dan Pakuan hanya selisih 10 menit dari waktu kedatangannya. Kalau Ekonomi tiba padda pukul 10.21 sementara pakuan tiba padda pukul 10.31. Sebelum aku memutuskan untuk menaiki kereta yang mana, aku berpikir terlebih dahulu. Apakah kereta pakuan akan menyusul kereta ekonomi ? Sepertinya kemungkinan kecil iya pastinya akan menyusul dan kereta itu juga padda stasiun antara Depok atau Pasar Minggu. Menurutku sih Pasar Minggu. Soalnya kelihatannya selisihnya hanya 10 menit kecuali kalau selisihnya 5 menit baru bisa kesusul di stasiun Depok. Tiba-tiba saya bingung ddengan tarif kereta api pakuan. Apakah tarif kereta api pakuan harganya lebih mahal atau sama saat aku pertama kali naik kereta itu waktu aku masih kecil ? Kemudian aku menunggu di loket pembelian karcis kereta api Pakuan dan melihat seseorang yang membeli karcis itu agar aku bisa melihat harga itu. Saat orang itu tiba, orang tersebut membeli karcis kereta api pakuan. Saat aku melihat harganya. Ternyata harga karcis itu ialah Rp 11.000. Wow... murah sekali. Dulu saja harganya saja antara 20.000 hingga 25.000 rupiah. Sekarang jaddi 11.000 rupiah. Menurutku, karena sekarang banyak sekali orang yang menggunakan jasa kereta api karena untuk berpergian kerja atau sekolah pulang-berangkat. Maka dibuatlah harga yang begitu murah. Tapi kenapa Ekonomi biasa harganya naik 1000 rupiah ya ??

Kemudian aku membeli karcis itu dan masuk ke platform kereta api di jalur 2 dimana aku, Rita, dan Firmansyah menunggu kereta Ekonomi. Aku menunggu di platform itu. Sambil menunggu kereta api datang, aku membalas SMS dari Dwi Nur mengeani keberadaan aku dan naik kereta api apa untuk kesananya. Dan aku menanyakan saja siapa teman kelas 10-1 yang ada ddi kereta. Dan ternyata yang ada hanya si Dwi Nur, dan Friska saja. Lalu bagaimana dengan Erry dan dia menjawab bahwa ddia suddah langsung adda ddi stasiun Jakarta. Suasana ddi stasiun Bojong Gede ini sama ddengan saat aku, Rita, dan Firmansyah menunggu kereta api ini. Aku juga malas memotret suasana itu karena tidak begitu penting. Kalau kamu ingin lihat, kamu tinggal lihat suasananya ddi artikelku sebelumnya. Saat waktu menunjukkan pukul 10.11 adda murid kelas 11 IPS dari SMAN 3 Cibinong datang kesini dan ingin pergi ke Kota Tua saat aku mendengar omongannya. Bagaimana aku tahu ?? Karena disitu terdapat Kak Novan ddan orang yang wajahnya aku kenal sebelumnya. Mereka datang kesini dan tidak melihatku. Sepertinya mereka pergi kesana menggunakan kereta api Ekonomi. Mereka berjumlah 8 orang. Saat kereta api Ekonomi tiba, mereka naik ke kereta Ekonomi yang paddat, sesak, dan pengap. Untungnya aku tidak menaiki kereta itu, semoga saja aku bisa menyusul mereka ddengan kereta pakuan. Kereta Ekonomi berangkat dan aku menunggu kereta pakuan tiba. Suasana Platform 2 begitu sepi sekali yang awalnya sebelum kereta api Ekonomi tiba itu ramai sekali dengan penumpang.

10 menit kemudian, kereta api pakuan ekspress akhirnya tiba ddan aku segera menaikinya walau aku sempat tidak kebagian tempat duduknya. Aku menaiki kereta itu ddengan berdiri ddi depan pintu kereta sambil mellihat ke jendela mengenai fenomena perjalanan kereta api. Lumayan memang, jadi bisa mengingat masa kecilku ddulu saat aku naik kereta api ini. Kau tahu ?? Bahwa ddulu aku selalu naik kereta appi tiap hari minggu dari masa kecil aku hingga kelas 1 SMP. Tanpa aku naik kereta api di hari minggu itu sudah mulai kerasa tiadda hari tanpa kereta api di hiddupku. Sudah begitu, pada saat kelas 1 SMP semester 2 aku sudah mulai merasa malas untuk naik kereta api tiap minggu karena sibuk dengan aktivitas ektrakulikuler di sekolah sehingga mungkin saja aku mulai melupakannya namun sekarang tidak. Aku tak mau melupakan masa kecilku yang bahagia ini walau memang aa sengsaranya juga. Aku sangat menyukai kereta api hingga menggemarinya. Sampai-sampai aku bercita-cita sebagai masinis kereta api. Namun, cita-citaku hancur karena aku punya penyakit mata yaitu mataku suddah minus. Akhirnya aku harus menggunakan kacamata. Dan agar cita-citaku tiddak hancur dan masih ddikenang di ddalam hidupku, aku meaminkangame simulasi, yaitu Train Simulator. Inilah yang membangkitkan semangatku untuk menjaddi masinis walau secara nyatanya tidak. Rasanya sebagai kenang-kenangan nanti kalau aku punya waktu, aku ingin memotret pemandangan dan suasanan atau mungkin fenomena kereta apian. Kita balik lagi kepada topik kita, kereta ini berjalan sungguh cepat sekali walau kereta ini sempat berhenti di stasiun Depok Baru, Pondok Cina, Universitas Indonesia, Gondangdia, Gambir, dan Juanda. Kereta ini bisa menyusul kereta Ekonomi dimana kelas 11 IPS itu naik kereta ekonomi itu. Dan ternyata ddugaanku benar. Kereta pakuan menyusul kereta Ekonomi itu ddi stasiun Pasar Minggu. Akhirnya ini memungkinkanku untuk menyusul mereka. Pada perjalanan saya ini, saya sering menerima SMS dan telepon dari Dwi Nur, dan Friska emanyakan baru sampai mana aku ini. Namun pada saat aku melewati stasiun Pasar Minggu, mereka meninggalkan pesan kepadaku bahwa mereka langsung pergi ke Kota Tua dan aku terpaksa mencarinya sendiri. Perjalanan memang begitu panjang dengan kereta ini walau cepat sekali. Untungya aku tidak kehilangan HP atau Dompetku termasuk karcisnya saat kondektur memeriksa karcisku itu. Biasanya kondektur di kereta api bertugas memeriksa karcis penumpang. Jika ada yang kedapatan tiddak adda karcis atau tiddak membawa karcis ddikenakan denda sebesar 5 kali hingga 50 kali seharga karcis yang dinaikinya.

Aku tiba di stasiun Jakarta Kota padda pukul 11.30 siang. Aku menanyakan berkontak denagn mereka engan menelpon. Aku menelpon si Dwi Nur tetapi yang mengangkat yaitu si Erry. Dia mengatakan bahwa mereka berada di Kota Tua, tidak jauh ddari Stasiun Jakarta Kota, yang harus aku lakukan yaitu pergi menuju arah kanan dari stasiun Jakarta Kota. Namun karena takutnya mereka salah memberikanku info, aku menanyakan orang-orang yang ada di sekitar Stasiun Jakarta. Banyak orang mengatakan bahwa letak Kota Tua terletak tidak jauh dari Stasiun ini dan berada di depan Museum Seni Rupa dan Keramik. Yaitu terletak di arah pandangan kanan saat aku turun ddari kereta api dan menuju masuk keluar dari platform kereta api. Yaitu berada di tribun utara stasiun Jakarta Kota. Akhirnya aku ke tribun utara dan menayakan orang sekali lagi kepadda pihak ojek sepeda. Dia mengatakan bahwa jaraknya hanya lurus dari panddangan mata. Cuman karena aku tiddak mau jalan karena banyak sekali kendaraan yang penuh ddan macet. Aku menggunakan jasa itu dan mengantarkan saya ke tempat Kota Tua itu karena saking sayanya ngeri untuk menyebrangi jalan raya yang penuh dengan kkenddaraan yang macet dan jalannya terus. Beruntungnya itu tiddak lama kemuddian aku tiba di tempat tujuan dan membayar jasa itu.

Di Kota Tua ini merupakan Kota bersejarahnya kota Jakrat pada saat zaman penjajahan negara Eropa. Aku kira sudah berubah menjaddi kota mewah dan megah. Ternyata, kota traddisional yang kelihatannya seperti ini tidak ddirubah sama sekali walau sempat ddi renovasi. Ya... berarti sama saja tiddak bersejarah lagi. Tapi kalau adda gempa malah peninggalan sejarah ini suddah hilang untuk SELAMAnya kalau itu rubuh. Kemudian saya berjalan ddi tempat itu, suasananya banyak sekali anak-anak sekolah dan pengunjung wisatawan hingga turis asing datang ke tempat itu. Banyak yang sedang bernarsis ria, bermain, berisitirahat, dan mengobrol bersama. Adapun yang seddang enak dalam beromantisan di tempat itu. Yah fenomena ini sepertinya sudah menjadi tradisi bagi kalangan remaja ini. Kemudian aku berkontak dengan Dwi Nur yang diangkat oleh Erry bahwa diaberada ditempat yang terdapat Boomerangnya. Ngomong-ngomong, aku berada dditempat yang aa meriamnya ddan terapat kayu yang mirip ddengan boomerang tapi aku tidak melihat mereka ddisitu. Ya... biarkan sajalah. Aku juga ingin sendiri untuk menjelajah tempat ini.

Kemudian karena aku bingung mereka ada dimana, aku melanjutkan diriku untuk menjelajah tempat itu. Tempat di luar ini memang cukup luas, panas, dan lantainya terbuat dari batu petakan. Terdapat meriam dan boomerang yang terpasang di pohon palm.Lalu kemudian aku ingin masuk langsung ke museum Sejarah Jakarta atau Indonesia. Tiket masuk ke ddalam museum itu hanyalah 2000 rupiah per orang. Jadinya aku bisa menjelajah museum itu sesuka hatiku walau ada beberapa peraturan dimana aku tiddak boleh memotret menggunakan kamera dan dilarang menyentuhnya. Namun yang jadi pertanyaanku sekarang ialah, apakah boleh memotret menggunakan HP ?? paddahal disitu tertulis dilarang memotret di ruang pameran. Berarti mungkin aklau yang bercahaya akan menimbulkan dampat berbahay bagi barang yang telah ddi potretnya. Namun sayangnya, selama aku menjelajah tempat itu aku menemukan orang yang memtret menggunakan camerabaik yang flash maupun yang bukan. Addapun orang yang memotret menggunakan HP karena saat itu aku melihat banyak sekali orang yang bernarsis ria. Adapun peraturan yang mengatakan jangan menyentuh atau memegang benda koleksi, tapi ada-ada saja orang yang melakukan seperti itu. Sepertinya keamanan di tempat itu kurang bagiku sehingga saat waktu itu saya menjelajah ada orang yang merusak fasilitas ditempat itu apalagi ddengan koleksi museum itu. Berarti orang yang melakukan seperti itu tidak menghargai sejarah yang ada di indonesia ini.

Mengenai isi museum ini. Terdapat banyak sekali peninggalan sejarah-sejarah yang berasal ddari negara kita ini. Addapun museum ini merupakan rumah peninggalan sejarah belandda ddulu. Kau tahu, biasanya rumah yang mirip seperti zaman traddisional ini merupakan rumah modern yang ada ddi negara ddi benua eropa. Seperti perancis, jerman, spanyol, inggris, portugis, dan lain-lain. Di sekitar kota jakarta ini banyak sekali rumah modern khas negara eropa ini. Rumah seperti itu juga pernah aku lihat ddi kota bogor karena sama. Namun hanya bisa aku lihat pada ddi stasiun Bogor saja. Ya.... semoga saja bangunan modern khas negara eropa ini tiddak rusak dan hancur karena kita mengetahui bahwa kita tiddak bisa membalikkan sebuah sejarah atau peristiwa kecuali kalau kita terkena penyakit fenomena Deja Vu. Barang pada suatu koleksi di ddalam museum itu sangatlah antik dann kuno walau bersejarah. Dari saya berkeliling ini, saya melihat bendda atau koleksi yang ada ddi tempat itu. Pertama saya melihat seperti gambaran atau bingkai batik yang dditengahnya ddi gambarkan seperti macan. Kemuddian lampu-lampu tradisional ala negara Eropa yang ada di situ. Melihat kursi panjang, lemari, dan mimbar yang bertuliskan “JANGAN DISENTUH”.

Saya berjalan-jalan di museum itu, melihat lagi seperti mimbar yang ada kursinya. Ya seperti rumah kecil yang ada kursinya gitu. Kemudian terddapat lagi seperti rumah cina kecil. Berjalan menyusuri aku melihat seperti lampu modern ala tradisional. Kemudian tambang perak, lemari kaca, sendok antik, lukisan dengan tirai yang panjang yang terdapat lukisanorang sunda kalapa. Tempat tidur, kaca, meja bundar, kursi goyang juga ada di situ. Kemudian aku melihat lagi di bagain sejarah orang indonesia. Dari alat musik gendang kromong, kebahasaan kemudian adat istiaddat berpakaian dan lain-lain. Selanjutnya, aku melihat lagi cara dalam melukiskan sebuah lukisan yang artistik dan lain-lain. Begitu ddengan adanya meriam di tempat itu. Lukisan padda ruangan yang aku tempati merupakan lukisan yang menggambarkan tentang sosialisasi orang indonesia terhadap belanda. Bukannya dulu kasar sekali ya belanda bersikap terhadap indonesia ? Ya mungkin tak apalah. Mengeani belanda aku jai keingat si Exngal yang keluarganya berasal dari negara belanda. Memang kalau ddilihat dari persikapannya sikapnya saja seperti orang belanda terhadap orang Indonesia. Dan inilah yang pernah aku tuliskan dalanm cerita ini. Bahwa aku ditindas olehnya sehingga sepertinya aku suddah kehilangan keinginan yang aku inginkan dan membuatku sengsara seperti aku berada ddi masa penjajahan belandda. Kalau di ceritakan disini lumayan bagiku dan cukup saddisme juga.

Kemudian aku menjelajah lagi ddi tempat tertentu. Padda tempat tertentu aku melihat benda yang menjadi julukan Teknologi Pembangunan. Teknologi Pembangunan ini merupakan teknologi dimana seseorang dapat membangun desain padda suatu objek teertentu dengan menggunakan benda yang suddah di sediakan. Kemudian di samping itu terdapat penyedot debu yang cukup usang bagiku walau memang aneh untuk di lihat. Tapi menarik melihat penyedot debu zaman dahulu. Kemudian aku meliaht sejarah mengenai kedatangan negara Protugis ke Indonesia dan melabuh di Sunda Kalapa. Dari awal peristiwanya, bentuk meriam, jenis kapal yang mereka tumpangi, peta pelayaran, dan orang atau ketua kapten yang pertama kali menginjak tanah air indoensia ini ada ddi situ. Namun ada prassati yang terdapat disitu walau aku lupa nama prasasti itu. Dilanjutkan dengan melihat sejarah kehidupan kebudayaan Suku Baduy, dari cara memasak, alat memasaknya, rumah, dan lupa lagi. Aku juga melihat beberapa prasasti yang ada ddi situ ddan rempah-rempah yang ddi cari oleh negara eropa. Selanjutnya aku melihat peninggalan arca-arca yang ada di indoensia dan terddapat 1 prasasti lagi. Masuk keruangan selanjutnya hanya terdapat prasasti-prasati yang adda ddi ruangan itu. Kemudian, aku berada ddi kebuddayaan padda zaman pra sejarah. Ternyata masih ada memang barang-barang pra sejarah yang adda di situ. Dari bebatuan, kendi, dan lupa lagi. Di ruangan selanjutnya aku melihat kebudayaan berdagang masyarakat indonesia padda waktu itu. Dari tukang bakso dan tukang jualan. Adapun tukang becak yang ada di situ. Dilanjutkan dengan melihatnya gurbenur yang menjabat ddi kota Jakarta. Apakah aku adda yang kurang dari penjelajahan ini ???

Kemudian aku melanjutkan diriku lagi ke ruangan tengah ddimana terletak tulisan berbahasa belanda disitu. Mungkin saja itu merupakan sebuah proklamasi dimana bangunan itu atau kota itu di kuasai oleh negaranya itu pada cantuman tanggal yang telah di berikan. Kemudian adda jalan keluar dimana terddapat seperit lapangan belakang, kolam kecil, patung, meriam raksasa, dan gudang penimpanan bola meriam walau penyimapan bola meriam disitu seram dan seddikit bau pesing. Aku melanjutkan diriku lagi untuk masuk kembali ke museum itu ddan naik ke tangga menuju lantai 2. Dialntai ini merupakan lantai yang terdapat seperti eruang peristirahatan, tamu, dan lain-lainnya. Tapi yang ingin aku tanyakan ialah apakah adda toilet di tempat ini ??? Sepertinya selama aku menjelajah ditempat itu belum melihat toilet sama sekali. Padda selingan aku menjeelajah tempat itu, aku ingin mengirim SMS kepada mereka bahwa aku sedang beradda di museum seajrah jakarta lantai 2. Mereka membalas bahwa mereka sedang beradda di museum wayang sambil melukis sesuatu. Waw... aku tidak menyangka bahwa Dwi, Erry, dan Friska mempunyai kreatifitas dalam menggambar dan melukis. Paddahal saja ku ingin belajuar dalam embuat Backgroun dan Banner untuk proyek DDRIS aku ini. Kemudian, aku menjelajah tempat itu terdapat ruangan dimana seseorang bisa melihat pemanddangan dari atas atau lantai 2 museum sejarah jakarta ini. Kemudian ddi dalam ruangan tengah dan masuk kedalamnya terdapat seperti lemari berputar, kursi panjang, lemari, kursi, dan beberapa hiasan lainnya, beigtupun dengan ruangan berikutnya juga sama walau aku lupa apa yang aku lihat di ruangan itu. Kemudian di tempat sampingnya lagi terdapat raugna yang begitu luas. Mungkin saja ini merupakan ruang tamunya, soalnya terdapat meja yang begitu panjang sekali, kursi, lemari kaca yang besar ddan panjang dan juga beberapa hiasan lainnya. Aku balik lagi ke tempat diaman aku beradda ddi lantai 2 dan tiba. Aku masuk ke ruangan ddimana terdapat meja bundar yang begitu besar ddan cermin.

Dari semua itu, aku ingin membuat teman-teman kelas 10-1 -ku ini mengtahui mengenai kota tua ini. Semoga saja banyak yang belum tahu. Maka dari itu aku membuat video sambil menjelajah tempat itu dan melakukan eksploarsi lagi dengan menggunakan viddeo itu. Namun pada saat aku merekam, aa kenddala yang membuat viddeo ini berhenti mereka. Yaitu karena adda seseorang yang mengirimkan SMS ke aku dan menelpon aku sehingga ideonya itu berhenti merekam walau suddah tersimpan kedalam foldder HP-ku. Yang melakukan kepaddaku yaitu si Dwi Nur, dan Friska yang menayakan keadaanku di tempat itu ddan lagi ada ddi bagian mananya. Mereka saat itu sedang jajan sembari minum, istirahat, dan kmakan kerak telor. Wew... kagak ngajak aku kalau ada kerak telor nih..... Kemudian adapun mereka ingin pergi ketempat yang aku tempati ini. Aku mengalami perhetinan dalam merekam 5 kali karena mereka menghubungiku terus. Padda saat aku merekam ddibagian ddi mana aku melihat tulisan yang berbahasa belandda itu, aku melihat mereka beradda di depan pintu masuk museum sejarah jakarta. Dwi Nur, Friska, dan Erry ada ditempat itu walau pakain mereka kelihatan keren. Namun aku bingung dengan bahunya Friska yang di tato itu. Mungkin dia sempat melukiskan tato di bahunya agar kelihatan bagi mereka pada pandangan mata seseorang . Kemudian mereka menanyai kepadaku mengani apa ayng aku lakukan di tempat itu dan apa yang menarik di tempat itu. Lalu aku menjawab ala kaddarnya sesuai dengan fungsional museum ini. Akhirnya mereka ingin pergi membeli sesuatu sekaligus menjelajah dan mengajakku untuk ikut. Namun aku tidak ikut karena aku ingin merekam seluruh yang ada ddi museum sejarah jakarta itu. Pada saat mereka pergi aku melanjutkan perekaman videoku. Namun ada yang menggangguku saat merekam viddeo. Ada laba-laba merayap di tubuhku sehingga perekaman video agak kacau. 30 menit lama aku merekam video ini sebagai video tour museum sejarah jakarta, tiba-tiba memory HP-ku habis ddan video yang aku rekam selama 31 menit 52 detik hillang ddan terekam sia-sia. Sudah begitu letih dan capeknya aku merekam sealam itu dan tiba-tiab saja memoryku HP-ku habis dan hasil rekaman yang 31:52 itu hilang. Akhirnya, aku menyerah dan memotret sebagian tempat itu walau hanay beberapa gambar saja. Tapi mohon maaf aku tidak memasukan ddi blog aku karena ada hukum yang berlaku ddimana semua situs tidak ddiperkenannkan untuk memotret dan mempublikasikan ke dalam media massa. Karena kau tau, di peraturan disitu tertulis ”DILARANG MEMOTRET MENGGUNAKAN CAMERA”. Mungkin karrena ada suatu unsur dimana ada hal yang harus membuat suatu pihak museum itu untung dan tidak merusak maupun merugikan. Yang namanya museum sih bagiku harus ddi kunjungi dan tiddak dilakukan pengambilan gambar. Takutnya saja, ini sama saja kita jarang sekali pergi ke museum itu. Iya kan ? Tapi kalau situ menggunakan camera, berarti menggunakna HP di perbolehkan kan ? Basa basi berakhir disini.

Akhirnya aku keluar ddari Museum Sejarah Jakarta itu dan langsung mengontak ke Dwi Nur, dan Friska untuk ddatang. Sambil menunggu kedatangan mereka, aku membeli teh yang dijual oleh pedagang keliling. Untungya saja harga teh itu setara ddengan harga normalnya. Akhirnya aku beli, meminumnya, dan menunggu kedatangan mereka. Saat Dwi Nur, Friska, dan Erry tiba ddan menyapaku. Aku pergi kesana dan perjalanan selanjutnya ialah pulang. Sebenanrya aku juga suddah merasa lelah sekali tapi karena arasanya ini menarik sekali untuk berkunjung akhirnya aku memutuskan ubntuk datang ke tempat itu lain waktu saja.

Aku berjalan dengan dengan mereka pada arah yang berlawanan atau berbeda. Menyebrangi kendaraan yang padat walu memang nekat sekali untuk mati. Ide gila Friska untuk yang ini tapi untungnya sealamt dari maut itu Kemudian aku dan mereka berjalan menuju stasiun walau taddi sempat salah jalan karena tiddak tau arah menuju stasiunnya. Saat tiba ddi stasiun, aku dan mereka berundding untuk menaiki kereta yang ingin kami naiki. Dan padda keputusannya, kami memutuskan untuk menaiki kereta api Ekonomi AC lagi. Namun tiba-tiba saja kelihatannya kami terlihat tergesa-gesa karena melihat orang membeli karcis Ekonomi AC terlihat terbur-buru. Akhirnya kami segera membeli karcis itu. Namun yang membuat kami lebih panik lagi bahwa jaddwal keberangkatan kereta api Ekonomi AC sebentar lagi, sekitar 5 menit lagi. Kami membeli karcis itu ddengan seera namun banyak sekali calon penumpang yang seenaknya antri sembarangan. Ini membuat kami sulit utnuk membeli karcis itu. Saat dimana Friska, dan Dwi Nur telah membeli karcis. Aku dan Erry saja yang terakhir membeli karcis kereta walau sempat tidak kebagian karena warga yang ada ddi sekitar antrian loket selalu berebut karena ingin cepat dan bisa mengejar kereta itu. Aku menanyakan si Erry mengenai tujuan dia turun saat menaiki kereta api dan ternyata ddia ingin turun ddi Stasiun Depok, entah Depok lama entah Depok baru. Akhirnya kami segera membeli karcis saat kebagian memebli loket karcis. Harganya ternyata 5.500 Rupiah. Sedikit murah dibanddingkan aku, Rita, ddan Frimansyah pergi ke Pondok Cina walau tujuan aslinya ke Jakarta. Akhirnya dengan tergesa-gesa, aku dan Erry lari menuju kereta Ekonomi AC. Tapi aku bingung dengan Ekonomi AC yang aku tumpangi itu. Seorang masinins mengatakan bahwa kereta ini merupakan Ekonomi AC yang bertujuan hanya sampai ke Depok saja. Namun apa boleh buat, aku dan mereka suddah terlanjur naik kereta api itu saat ddimana kereta itu sudah jalan. Mungkin Erry beruntung karena kereta ini berhenti terakhir samapi ddi Depok lama, sementara Friska, Dwi Nur, ddan aku senddiri bingung ingin turun di tujuan mana. Sambil berbincang mengenai tujuan, Friska ingin ikut bareng dengan Erry karena rumahnya sama-sama ddi sekitar Depok. Sementara, aku dan Dwi Nur rumahnya beradda ddi sekitar Bogor. Dengan keputusan yang berarti, kami akan turun di stasiun Depok Baru.

Selama perjalanan ini, kereta ini berjalan lumayan kencang sekali namun kesusul oleh kereta pakuan ekspress di stasiun Pasar Minggu. Kalau aku dulunya denngan pakuan ekspress bisa menyusul ddi Pasar Minggu sekarang menjadi sebaliknya, yaitu aku ddisusul oleh kereta itu. Di stasiun pasar Minggu, aku ingin membeli koran Warta Kota dan membaca seputar jalannya UN. Namun, saat aku baca pada artikel yang terkait dijelaskan bahwa sekarang saja banyak sejkali sekolah yang mengalami kecurangan. Adapun kriteria-kriteria kecurangan telah di jelaskan disitu. Adda hal yang aneh, saat temanku ingin membaca koran yang aku baca, mereka lama sekali membaca artikel tersebut. Aku heran mengapa mereka lama sekali membaca itui dan selalu melihat artikel yang ada di bawah halaman depan koran itu. Dan ternyata saat aku lihat artikel itu merupakan artikel gosip artist yang menjijikan dan berbau seks. Makanya, kelihatannya mereka menjaddi tertarik membaca hal yang seperti itu apalagi Erry sendiri. Padda saat perjalanan kereta api hampir menuju ke stasiun Depok Baru, kami bersiap-siap untuk turun dari kereta Ekonomi Ac itu., dan menunggu Kereta Api Ekonomi tiba. Sambil menunggu, kami berbincang sedikit mengenai tugas sekolah yang ada di hari sabtu, walau hanya praktek TIK saja. Akhirnya saat kereta api Ekonomi tiba, aku dan Dwi Nur menaiki kereta yang penuh dengan paddat, sesak, ddan pengapnya isi penumpang yang ada ddi situ. Seperti biasa saat aku berangkat ke Ponddok Cina dengan Rita dan Firmansyah. Aku menitipkan amanah ke Dwi Nur untuk menjaga dompet dan HP-ku yang ada di kantung celanaku. Selama dalam perjalanan ini , kami tidak mengalami kendala satupun, seperti ada sesautu hal yang aneh disitu. Saat kami turun di stasiun Bojong Gede, aku tiddak kehilangan benda itu sama sekali. Untungnya saja tiddak ada orang yang mengutak-ngatiknya. Akhirnya aku membeli minum dan pulang bersama Dwi Nur walau saat berada ddi Bambu Kuning aku dan dia berpisah karena tujuan angkot yang berbedda. Dwi Nur menaiki angkot 35 dan aku meaniki angkot 34. Ini merupakan pengalaman yang tidak pernah aku lupakan dalam perjalanan ke Kota Tua ini. Semoga saja teman kelas 10-1 -ku ini padda liburan hari lainnya bisa berjalan bersama

Tidak ada komentar: