Selasa, 19 Februari 2013

Days 48 - The Rain-O-Chromatic

Tanggal 17 Februari 2013, merupakan hari keempat kalinya aku bertemu dengannya, kau tau? dia itu merupakan pacarku, Emnyu. Kamu bisa melihat nama aslinya ketika kamu melihat versi HTML di postingan ini. Aku bertemu dengannya untuk keempat kalinya dan merupakan ketemuan pertama kalinya ketika aku sedang berhubungan dengannya.

Pagi itu, aku bangun tidur pada jam 5 pagi, mematikan alarm matematika aku walau sebenarnya aku malas menghitung tapi aku diharuskan untuk menghitung perhitungan alarm itu agar alarm tersebut tidak menimbulkan masalah. Setelah aku terbangun, aku melaksanakan sholat shubuh, dan mempersiapkan diri untuk berangkat ke tempatnya yang ada di kota tangga cinta, Purwakarta. Awalnya aku saat berangkat di hari itu, ibuku kesal karena aku selalu pergi kemana-mana, namun kakak aku membantah karena aku sendiri manusia yang butuh istirahat dan butuh hiburan karena tidak suka tertekan. Ya.. kakakku yang satu ini memang mengerti akan aku dan dia sendiri tau kalau aku sudah jadian dengan Emnyu. Saat ibuku pergi sekitar jam 05:55, aku berangkat jam 06:05. Segera bergegas aku berangkat dan naik ojek menuju stasiun Bojonggede dengan tarif 20000 rupiah. Tiba di stasiun pukul 06:28. Ada kereta datang tujuan Jakarta namun disayangkan aku datang pas kereta mau berangkat, ternyata baru kali ini ada kereta yang datangnya on time, biasanya kereta tersebut datangnya telat 3 hingga 10 menitan. Akhirnya aku memutuskan untuk menunggu kereta selanjutnya. Sekitar 06:34 ada kereta tujuan Jakarta tiba di stasiun Bojonggede. Aku naik kereta itu, walau pada jadwal seharusnya tidak ada kereta pada jam segitu, tapi aku yakin sepertinya kereta itu adalah kereta pada pukul 06:28 yang telat dan kereta pada pukul 06:28 itu adalah kereta yang telat datang yang seharusnya ada pada pukul 06:20. Aku naik kereta api Commuter Line dengan AC yang begitu dingin, padahal aku pake jaket, tapi masih kerasa dinginnya di kereta api itu. Saat kereta api itu berangkat, aku mengabari dirinya bahwa aku sudah berangkat menuju Purwakarta, aku tidak mau menggagalkan acaraku dengannya lagi untuk yang kedua kalinya. Memang begitu banyak cobaan ketika aku harus berangkat ke daerahnya untuk bermain bersama dengannya. Yang pertama karena bentrok dengan kegiatan orang tuaku, yang kedua karena aku kesiangan. Ya.. aku harus kesana sebenarnya jam 6 pagi. Karena kalau lebih dari jam segitu, ada kemungkinan akan telat jika sewaktu-waktu keretanya gangguan.

Aku tiba di stasiun Jakarta Kota pada pukul 07:38, dengan segera aku membeli tiket KA Serayu tujuan Purwakarta, namun saat di loket ternyata tiket tersebut habis, akhirnya aku memutuskan untuk naik KA Lokal Purwakarta. Walau perbedaan tarif antara KA Serayu dengan KA Lokal Purwakarta adalah 25000 dan 3000 untuk tujuan Purwakarta. Namun waktu tempuh untuk naik KA Serayu adalah 3 jam, sementara naik lokalan sekitar 4 jam. Saat aku sedang berjalan keluar menuju peron, aku melihat perbandingan jadwal antara KA Serayu dan KA Lokal Purwakarta, KA Serayu berangkat pada pukul 08:40 sementara KA Lokal Purwakarta pukul 08:36. Aku berharap jadwal tersebut benar sehingga KA Lokal Purwakarta dulu yang jalan lebih awal, saat itulah aku mengabari dirinya kalau jadwal kereta api menuju Purwakarta mengalami perubahan. Untuk jadwal KA Lokal Purwakarta yang terbaru akan aku posting disini.

Sesampainya di peron, aku menunggu KA Lokal Purwakarta untuk melangsir di stasiun Jakarta Kota. Beberapa menit kemudian, kereta tersebut tiba di jalur 9 dengan berjalan mundur. Ya kereta api tersebut memang langsir jadinya kereta itu mundur dan bisa maju saat diberangkatkan. Ketika kereta itu berhenti, aku langsung naik ke gerbong (lupa gerbong berapa) dan mulai duduk di kursi penumpang seperti layaknya kursi penumpang KA jarak jauh. Suasana di kereta api Lokal Purwakarta mengingatkan aku mengenai suasana kereta api ekonomi saat aku masih kecil, banyak sekali yang berjualan, suasana ramah tamah disana-sini, dan udara yang alami yang masuk dalam kereta api tersebut. Sambil aku menunggu kereta api berangkat, aku membuka FBku sendiri, dan juga membeli makanan dan minuman yang ada di kereta. Memang harga dalam KA Lokal Purwakarta ini, baik selama perjalanan ataupun kereta berhenti, pedagangan asongan yang menjajakan jualannya menjual dengan harga yang cukup murah, tak heran kalau penumpang KA Lokal Purwakarta banyak yang membeli disitu karena tergolong murah.

Sekitar pukul 08:40, kereta api KA Lokal Purwakarta dan KA Serayu belum bisa dijalankan. Aku merasa bingung, dijadwal padahal jam 08:36 kereta api Lokal ini sudah diberangkatkan, tapi juga beberapa menit setelah 08:40 kereta api ini belum bisa dijalankan juga. Pukul 09:00, kedua kereta api ini belum bisa dijalankan, ternyata ada pengumuman kalau ada gangguan wesel di stasiun Kampung Bandan. Sehingga kedua kereta yang melewati stasiun Kampung Bandan harus menunggu, walau penumpang kecewa, namun kekecewaan tersebut hilang ketika mereka saling ramah tamah terhadap penumpang satu sama lainnya, walau aku sendiri disini, aku hanya bisa mengabari kepada Emnyu kalau aku bakal datang rada telat karena gangguan wesel yang memakan waktu hingga 1 jam. Sekitar jam 09:25, gangguan wesel sudah tiada, namun KA Serayu yang dijalankan duluan karena nomor kereta api tersebut kecil dibandingkan KA Lokal Purwakarta yang aku naiki. KA Serayu itu bernomorkan 142 sementara KA Lokal Purwakarta bernomorkan 280. Jika tidak ada gangguan, maka KA Lokal Purwakarta lah yang jalan duluan sehingga bisa terkena susul saat distasiun Bekasi ataupun Cakung oleh KA Serayu. Sekitar jam 09:35 kereta api lokalan baru bisa diberangkatkan.

Perjalanan yang begitu lama namun menyenangkan pada KA Lokal Purwakarta ini jalan yang begitu santai dan cepat, bisa melihat pemandangan selama perjalanan, beramah-tamah dengan orang sekitar dan juga bisa SMSan dengan Emnyu, beruntung dia punya pulsa sehingga aku bisa berbincang dengannya lewat SMS ini. Memang sudah lama aku tidak berkomunikasi dengannya lewat SMS sehubung dengan pulsa pada nomornya itu sering kesedot, tapi aku bersyukur aku masih bisa berkomunikasi dengannya melewati SMS ini. Rinduku seakan-akan hilang ketika aku berbincang dengannya lewat SMS, namun sayangnya gak sengaja aku ketiduran di kereta saking lelahnya aku pada hari kemarin saat aku memenangkan lomba di Ramayana Parung itu selepas kereta api lokalan yang aku naiki sudah lewat stasiun Tambun. Ketika aku bangun sudah mulai masuk ke stasiun Karawang, udah setengah jalan menuju stasiun Purwakarta, aku mengabari dirinya lagi kalau aku sudah masuk stasiun Karawang, berlanjut melewati SMS mengenai perbincangan antara aku dengannya sampai masuk ke stasiun Cikampek karena setelah masuk stasiun itu, dia sudah tidak mengabariku lagi, entah dia sedang apa, namun aku tetap menunggu dirinya.

Aku tiba di Stasiun Purwakarta pada pukul 12:18 yang seharusnya sampai di Stasiun Purwakarta dengan KA Lokal Purwakarta adalah pukul 11:35. Terpotong waktu 1 jam akibat gangguan wesel sebelum berangkat. Walau tiba dengan perut mulas, tapi aku sudah terlanjur keluar dari stasiun dan tidak bisa masuk stasiun lagi, ya terpaksa rasa sakit perutku aku tahan dulu. Aku mengabari dirinya ketika aku sudah tiba di Stasiun Purwakarta aku jalan mondar-mandir kesana kemari untuk menunggu dirinya tiba, aku nunggu disebelah utara jalan masuk stasiun Purwakarta karena biasanya dia tiba di jalan itu, aku berjalan kesana namun ada seseorang memanggil namaku, pas aku menoleh kepalaku ke arah yang berlawanan ternyata Emnyu dan temannya si Isti dan Alma menghampiri diriku. Aku kira pada datang diarah yang biasa mereka tiba, taunya diarah yang sebaliknya. Ternyata mereka membaca buku dulu saat menungguku tiba di Stasiun Purwakarta ini.

Rasa rindu dan kangenku lepas ketika aku berjalan bersama dengan Emnyu, melihat dirinya yang cantik dan indah rasanya aku ingin selalu bersama dengannya. Entah kenapa setiap aku melihat pipinya yang embem itu aku ingin menyubit pipinya terus. Tapi aku rasa aku menyubit pipinya nanti ketika aku sudah ada di pendopo atau di suatu tempat bersama dengannya. Ketika aku berjalan bersama dengannya aku ingin mengatakan kalau aku ingin mencari toilet, entah kenapa setiap tiba disini bawaannya pengen buang air besar. Tapi anehnya beberapa jalan setelah itu perutku gak merasakan sakit lagi. Memang rada aneh perutku ini kalau udah tiba di Purwakarta selalu saja seperti ini. Tujuan pertamaku bersama dengannya dan temannya adalah mencoba mencicipi Mie XP yang ada di dekat alun-alun Purwakarta, tepatnya dekat juga dengan Situ Buleud. Aku jadi teringat saat aku berada di KA Lokal Purwakarta dimana ada seseorang yang mempromosikan kota Purwakarta yang identik dengan keindahan Situ Buleud dan alun-alun Purwakarta sambil menyanyikan ciri khas lagi Purwakarta yang biasa dimainkan oleh Bupati Purwakarta, lagu tersebut pernah di berikan oleh Emnyu mengenai lagu ciptaan Bupati Purwakarta. Memang indah lagu itu, serasa kembali ke zamannya tradisional saat ini.

Saat tiba di sebuah warteg... maksudnya sebuah tempat makan yang bernama Mie XP, aku, Emnyu, dan teman-temannya mencarikan tempat duduk untuk makan bersama. Setelah dapat, seorang pelayan mengantarkan menu dan memo untuk dituliskan pesanan yang kita inginkan. Karena mie disini adalah mie pedas berlevel, namun karena perutku ababil, jadinya aku memesan Mie XP berlevel 2 saja. Namun Emnyu memesan mie berlevel 3, si Alma berlevel 3 dan hebatnya si Isti berlevel 5. Entah bagaimana dengan pedasnya level 5 itu. Walau sebenarnya aku pengen coba langsung level 10, berhubung perut bermasalah jadinya aku pilih level 2 saja. Beberapa menit setelah itu, ada temen Emnyu yang datang yang bilang cie-cie. Entah sepertinya mereka merasa kalau Emnyu bersama dengan laki-laki berkacamata itu (aku sendiri). Saat teman-temannya bingung bagaimana cara menyampaikan memo dan pesanan ini, akhirnya karena gak ada yang berani jadinya aku yang memberikan pesanan itu ke pelayanan.

Oh iya, harga-harga Mie XP di kota Purwakarta ini bisa terbilang tergolong murah, walaupun unik yang biasanya mahal tapi memang cukup unik, apalagi pedasnya berlevel sesuai keinginan kita, tapi kalau level pedas yang kita mau adalah antara level 6 hingga 10 maka kita dikenakan biaya tambahan sekitar 2000 rupiah yang awalnya hanya 5000 rupiah untuk memesan mie, baik mie rebus dan mie goreng. Aku, Emnyu, dan yang lainnya memesan mie goreng dengan minuman Coffe Latte XP. Memang serba XP disini. Tapi menurut telaah aku, XP bisa dibilang sebuah kata dari emoticon lidah memelet dengan mata serasa sakit. Ya bisa dibilang karena pedas atau apa tapi menurut asal-usul dugaanku juga seperti ini. Dilihat dari tempat makannya ini dibuat cukup khas dan tradisional. Aku lupa dengan istilahnya namun tempat makan seperti ini banyak dikunjungi orang-orang untuk bersantai dan memakan khas makanan pedas disini. Apalagi bisa dibilang, tempat makan ini bisa dibilang sukses karena tempat tersebut menyediakan panggung kecil ketika ada band ataupun seseorang yang ingin tampil memeriahkan tempat makan ini. Ya tidak kusangka kalau tempat makan ini tergolong sukses, walau aku sebenarnya masih bertanya apakah tempat makan seperti ini membuka cabang atau enggak.

Ketika aku, Emnyu, dan teman emnyu yang lainnya menunggu pesanan, Amicu merasa ada sesuatu yang ganjal di meja tersebut, seperti tidak imbang dan mau jatuh, akhirnya tempat makan kita berpindah ke tempat yang bisa lesehan. Beruntungnya, aku bisa duduk disamping Emnyu. Beberapa menit setelah itu, pesanan datang, pesanan itu adalah Coffe Latte XP, Coffe Latte dengan agar-agar seperti rumput laut. Beberapa menit setelah itu, datanglah pesanan Mie Goreng XP berdasarkan level yang diinginkan. Isti level 5, alma dan Emnyu level 3, sementara aku level 5 dikurangi 3. Walau terkadang sebelum makan si Isti dan Alma suka usil memfoto aku dan Emnyu, tapi saat makan juga aku dan Emnyu juga difoto. Aku tidak mengkhawatirkan akan hal itu, lagipula mungkin dia mau share ke Emnyu setelah ini buat kenangan. Karena porsi makanan mie goreng XP ini sedikit rasanya aku mau nambah lagi, tapi sayangnya kalau nambah aku nambah uang untuk membayar makanan itu lagi. Jujur, selama aku makan makanan ini ternyata enak ditambah lagi pedas level 2 bisa dirasakan seperti pedas yang biasa kita makan di mie goreng pada umumnya. Emnyu, Alma, dan Isti kaget ketika aku sudah menghabiskan makanan itu dengan cepat. Ya pada dasarnya aku sendiri lapar karena dikereta gak ada makanan yang membuatku kenyang. Akhirnya aku menunggu mereka selesai makan, Emnyu mengajakku untuk makan makanan darinya, namun aku gak mau. Tapi dia menawarkan aku kalau dia ingin menyuapiku. Akhirnya aku ingin coba juga makanan pedas level 3 ini, ternyata memang sedikit lebih pedas dari makanan punyaku. Tapi betapa romantisnya dan senangnya ketika dia menyuapi diriku. Seandainya makananku gak habis, aku bisa menyuapi dirinya. Bahkan mungkin bisa saling suap. Walau aku juga melihat banyak orang yang senyum dan bilang so sweet kepada kami, tapi aku abaikan saja. Aku disuapi dua kali olehnya, rasanya senang dan bahagia ketika dia menyuapi diriku walau serasa kaya anak kecil, setidaknya moment seperti ini merupakan moment yang membuatku sangat senang dan bahagia ketika dia menyuapi diriku. Senyumnya yang menawan pun saat menyuapi diriku semakin membuatku cinta dan sayang kepadanya.

Setelah Alma dan Emnyu selesai makan, si Isti tidak bisa menghabiskan makanannya karena sakit akibat mie yang dia coba berlevel 5. Aku ingin makan lagi tapi sayang takutnya perutku malah jadi masalah, ya pada akhirnya makanan itu hanya jadi sisa. Emnyu ingin mengambil tissue yang tergeletak di meja sebelah, namun Emnyu gak mau ngambil tissue itu, ternyata yang dia maksud box tissue, bukan bekas tissue yang tergeletak di meja itu. Memang begini kalau udah kebawa asik, jadinya suka salah bawa kalau disuruh. Setelah itu, kita semua membayar pesanan kita, tapi Emnyu mau membayariku, betapa baiknya dia membayari makananku itu walau sebenarnya aku gak mau merepotkan dirinya tapi dia memang baik samaku, semoga kebaikannya ini dibalas oleh Allah swt suatu hari ini.

Berlanjut ke pendopo yang ada di alun-alun Purwakarta bersama dengan Emnyu dan teman-temannya walau ditengah jalan sempat termakan waktu dengan adanya teman Isti yang ingin berbicara sebentar. Setelah itu lanjut jalan kesana. Saat berjalan ke pendopo, Emnyu bercerita mengenai kejadian minggu kemarin yang menimpa dirinya. Saat itu, ketika Isti dan Emnyu jalan berdua dipendopo, dia bertemu dengan seorang laki-laki yang ingin melakukan penelitian mengenai pergaulan bebas. Dari cerita yang aku dengar walau aku lupa detail ceritanya ini, memang rasanya cowok yang memperlakukan sama Emnyu memang kurang ajar. Penelitian pergaulan bebas tapi dirinya seperti itu sama aja mencerminkan gak punya jiwa penelitian ditambah lagi temanya kaya gitu aku rasa dia perlu dituntut mengenai hukum penelitian seperti ini. Setelah aku mendengar cerita darinya, yang aku khawatirkan adalah mengenai Emnyu ketika dia sedang diluar bahkan sendirian, terkadang memang banyak sekali cowok yang gak benar sampai mempermainkan psikis, batin, bahkan fisik seorang perempuan. Aku hanya berharap dirinya baik-baik saja dan tidak terkena bujuk rayuan dari laki-lakian lainnya yang bisa membahayakan dirinya itu.

Sesampainya dipendopo, aku, Emnyu, Isti, dan Alma mulai berlesehan di pendopo. Alma dan Isti ingin menonton video yang ada di notebook Emnyu namun aku ingin lihat buku tahunan Emnyu yang SMP itu. Akupun mengeluarkan buku tahunanku yang SMA. Yang awalnya Si Isti dan Alma sedang asyik nonton video di notebook Emnyu namun tidak jadi karena mereka asyik melihat buku tahunan milikku karena terbilang keren. Bahkan tertawa karena buku tahunan dari sekolahku sendiri membuat mereka terhibur, bahkan si Isti sampai mencari temen sekolahku sendiri yang fans akan korea band. Tak lupa karena si Isti waktu itu menyukai temanku yang bernama Herlambang, dia pun tertarik karena dia menyukai gaya dan orang yang seperti itu, walaupun aku awalnya mengajak dirinya tapi aku sedikit ragu dengannya untuk bertemu dengan si Isti tapi aku hanya menunggu respon darinya saja. Bahkan aku sampai share cerita mengenai kelasan dan orang yang ada di sekolahku dulu. Mengingat masa-masa sekolahku yang memiliki moment unik ini, aku ceritakan kepada mereka. Disamping aku menceritakan mengenai orang-orang yang ada di buku tahunan, aku sambil melihat buku tahunan milik Emnyu, bisa dibilang buku tahunan miliknya merupakan kualitas standard pada umumnya, dan akupun melihat foto dirinya yang unyu-unyu dan cantik. Setelah mereka melihat buku tahunanku dan aku sudah melihat buku tahunan miliknya, sekarang temen Emnyu melihat buku tahunan milik Emnyu. Disaat mereka melihat buku tahunan mereka, aku dan Emnyu sambil cerita mengenai pengalaman yang terjadi saat itu. Tapi sayangnya, walau sedikit terhambat dengan narsisnya si Isti dan Alma, jadi aku dan Emnyu tidak begitu banyak berbagi cerita. Setelah mereka narsis, maka aku dan Emnyu gantian narsis. Pipi yang begitu embem dan juga wajah yang cantik menggambarkan hatinya yang begitu indah dan suci. Aku sangat menyayangi dirinya. Foto yang kali ini justru lebih terlihat romantisnya. Rasanya senang dan bahagia ketika aku berfoto bersama dengannya. Terlebih lagi ketika aku melihat wajahnya yang unyu dan menawan. Setelah bernarsis ria, ada tukang sound system hadir dan ingin meletakkan sound system di pendopo. Namun, hujan pun turun, aku, Emnyu, Isti dan Alma pindah ke Gazebo Hall dekat alun-alun Purwakarta.

Waktu sudah menunjukan pukul 15:10, aku hanya punya waktu 12 menit untuk kembali ke stasiun sebelum terlambat. Di dalam Gazebo Hall tersebut, Isti dan Alma sedang membeli kue manis yang biasa disebut dengan kue setan atau mochi atau apalah, aku sendiri lupa. Namun aku dan Emnyu berdua, aku teringat akan pesan yang disampaikan oleh Emnyu bahwa apakah aku berani mengungkapkan rasa sayang dan cintanya kepadanya. Secara langsung, aku pun mengatakan kepadanya apakah dia ingin menjadi pacarku, dia pun menjawab iya dengan rasa yang gugup dan cenat-cenut, hal yang sama dirasakah olehku, aku memiliki rasa dengannya, bahwa aku sangat menyayangi dan mencintai dirinya. Aku pun mengucapkan kata-kata itu ketika berjalan menuju stasiun disaat hujan deras. Betapa romantisnya moment yang aku dan Emnyu lakukan disitu, terutama saat hujan, memang inilah cinta sejati yang sebenarnya. Aku sendiri tak mau kehilangan dirinya, dia memang pilihanku dan jawaban dari Allah swt juga. Disaat pulang, aku kedinginan karena aku terkena hujan, ditambah lagi hawa yang dingin disertai halilintar yang menyambar begitu dekat di kota Purwakarta. Aku ingin menggenggam tangannya yang begitu lama agar aku bisa hangat bersama dengannya, namun karena suasana saat itu lagi ramai, aku takut, sehingga aku lepaskan dahulu. Rasanya aku ingin menggenggam tangannya begitu lama. Sesampainya di stasiun Purwakarta, dengan segera aku menanyakan mengenai kereta api Serayu apakah sudah tiba ataupun belum, ternyata belum tiba walau pukul sudah menunjukan pukul 15:36. Dengan segera aku membeli tiket KA Serayu, walau sempet mengalami gagal print dikarenakan internetnya mati akibat hujan, namun beruntungnya tukang loket tersebut menelpon untuk segera mengeprint data berdasarkan nomor telepon yang sebelumnya pernah dimasukan ke data pusat, akhirnya tiket KA Serayu bisa diraih dengan harga 25000 rupiah. Dengan didapatnya tiket itu dan mendapatkan stempel PWK bahwa kartu itu telah diperiksa, maka aku berpamitan kepada Emnyu dan teman-temannya. Aku melambaikan tangan kepadanya dan temannya. KA Serayu mulai tiba dan akupun langsung naik kereta api itu.

Hari itu memang hari-hari yang begitu menyenangkan bersama dengannya walau cuma sebentar. Waktu pulang menuju stasiun pun aku menyubit pipinya dan mengelus pipinya. Aku ingin sun pipinya namun karena memang kondisinya kaya gini jadinya aku tunda suatu saat nanti. Saat kedinginan pun juga aku ingin dipeluk olehnya walaupun juga sama sikon yang begitu ramai dan akupun juga belum berani. Mungkin suatu hari nanti. Selama perjalanan pulang, aku teringat akan cerita dirinya kalau dia setelah lulus dari SMK ingin melanjutkan kuliah di jurusan administrasi perkantoran. Walaupun aku lulus dari kuliah adalah 4 tahun, namun aku hanya berharap setelah lulus dari kuliah aku benar-benar bisa selalu bersama dengannya dalam hidupku. Aku juga berharap suatu hari nanti saat dia PKL atau Tugas Lapangan, dia bisa menjaga dirinya dari sesuatu yang tidak diinginkan yang menghampiri dirinya. Walau rawan, hubunganku LDRan, aku yakin Allah pasti memberikan perlindungan untuk hubungan kita berdua. Dan semoga kami bisa selalu terbuka dan selalu share tanpa ada sesuatu yang disembunyikan selama ini. Hujan inilah yang memberikan kenangan yang indah ketika aku bersama  dengannya walau waktu yang aku lakukan bersamanya hanya 2 jam saja.

Aku pun mendapatkan cerita pengalaman dari Emnyu di hari itu, ceritanya awalnya mau kirim di tumblr, cuma aku ceritakan kembali disini.

Pertemuan singkat (pertemuan ke-4)

Dipagi hari sekitar  jam 05:00 aku terbangun dari tidurku karena aku bermimpi sesuatu hal. Aku bermimpi bahwa hari ini aku tak dapat bertemu dengannya, seperti minggu kemarin yang tak jadi bertemu karena dia telat bangun pagi. Sesak rasanya bermimpi seperti itu, hati semakin gelisah, mataku mulai berkaca, namun aku tetap percaya ini tidak akan terjadi lagi, dan aku percaya bahwa Tuhan pun pasti akan mempertemukan kita.
Tak lama kemudian, aku mendapatkan pesan darinya

“Emnyu, maaf amicu datang jam 11:30. Soalnya KA Serayunya habis lagi :( jadwal KA Serayu sekarang berangkat jam 08:40 sementara KA Lokal Purwakarta  jam 08:35. Maaf ya sayang :( ”

Aku mulai khawatir dengan pesan darinya itu. Aku takut jika mimpi itu terjadi, sungguh aku mulai takut lagi.

“enggak KA Serayu enggak KA Lokal Purwakarta dua-duanya belum berangkat sama sekali -_- “
“ternyata wesel (rel cabang) di kampung Badan gangguan nyu. KA Serayu sama KA Lokalan gak bisa diberangkatkan sampai saat ini :( “

Lalu aku membalas pesannya :
“gak ada ya keretanya? Yaudah … “ disitu aku mulai kecewa, sedih, dan aku takut mimpi itu terkabulkan.

“keretanya ada kok sayang. Ini langsung ngebut keretanya. Telat hampir sejam gara-gara gangguan wesel. Yang seharus lokalan jalan dulu. Ini yang jalan Serayu dulu soalnya nomornya lebih kecil” ucapnya di pesan. Kali ini rada lega, aku pun tersenyum bahwa mimpi itu tak benar. Aku tahu Tuhan akan mempertemukanku dengannya.

Sekitar pukul 12:00 aku berangkat bersama Isti dan Alma menuju Stasiun Purwakarta. Untuk menunggunya sampai distasiun, aku dan mereka berniat untuk pergi ke perpustakaan yang bertempat disebelah stasiun. Alma mengisi daftar hadir dan kita menuju lantai 2. Baru saja sampai dilantai atas, dia mengirimiku pesan bahwa dia sudah sampai didepan. Aku dan mereka pun tertawa, dan akhirnya kami menghampirinya, dan tak jadi membaca buku :D . setelah bertemu dengannya, kami langsung menuju tempat tujuan kami, yaitu mie XP. Seperti biasa, pacarku ini setiap sampai disini pasti bawaannya ingin buang air besar, sungguh membuatku tertawa geli dan malu x) tetapi dengan cepat rasa itu hilang dan tak jadi, memang dia begitu, bingung rasanya :o .

Setelah sampai di mie XP, kami langsung memilih tempat duduk, dan kami mendapatkannya. Tak lama, teman kelasanku pun datang untuk makan sepertiku, malu rasanya, ya Tuhan … sungguh ku sangat malu x) saat pacarku pergi untuk memberikan pesanan, salah satu temanku, sri winda, menghampiriku

“siapa?”
“orang :D “ucapku sambil menjabat tangannya.
“kesana ya ..” ucapnya sambil pergi
“iya :) “

Singkat cerita. Karena kami tak nyaman dengan meja makan kami yang tak seimbang, akhirnya kami pindah ke tempat makan yang berupa lesehan, bukan berupa kursi lagi. Ini tempat yang cocok untuk kami.

Minuman sudah datang, namun makanannya belum datang, kami tetap menunggu. Sambil menunggu, kami berbincang sedikit, dan dengan kejailan isti, tiba-tiba dia mengambil gambarku dengannya, sungguh jail dia -_-



makanan pun sudah datang.  Aku pesan mie level 3 + coffee, pacarku coffee + level 2 karena aku takut kalau dia sakit perut lagi :D alma level 3 + coffee, dan isti level 5 + coffee, dia memesan level 5 karena sedang kecewa dengan pacarnya yang tak bisa menemaninya untuk makan.

Saat makan dimulai, aku berpaling ke dirinya. Dan waw, piringnya sudah kosong, aku kaget melihat itu :o
“amicu laper ya? :o “ dia hanya mengangguk sebagai jawaban. Ya tuhan.. tingkahnya sangat lucu, membuatku tertawa. Aku berniat untuk memesan lagi untuknya, tapi ..

“amicu mau gak? “dia hanya menggelengkan kepalanya. Aku tetap makan mie punyaku.
“amicu mau gak? “
“mau”
dengan jawabannya, aku langsung menyuapinya. Aku mulai gugup, malu, dan rasanya seperti ingin terbang. “cie …” ucap si isti. Aku makin malu, tapi aku tetap senang menyuapinya, dan aku ingin terus menyuapinya. Setelah itu aku makan lagi, dan aku mencoba menawarinya lagi
“amicu mau lagi?”
“mau”
aku tersenyum malu, aku dengan pelan walau tangan gemetaran aku tetap menyuapinya. Andaikan mie punyaku masih banyak, mungkin aku akan menyuapinya terus-terusan, aku kasihan dengannya, dia begitu kelaparan. Aku sangat menyukai ini, dia terlihat manis, seperti anak kecil yang sedang disuapin oleh ibunya x)

Makanan sudah habis, dan kami bersantai sebentar.
“amicu, ambilin tisu dong” aku menunjuk kotak tisu dimeja sebelah. Amicu bukan mengambilkan kotak tisunya, namun dia mengambil tisu bekas orang lain.
“ih amicu jangan yang bekas orang lain, jorok atuh”
kami semua tertawa melihat tingkah pacarku ini, sungguh polos x)
“kirain amicu kamu nunjuk yang ini”
“ya enggak atuh, masa bekas orang sih”
kami tertawa tak henti, sungguh tingkahnya membuatku tertawa geli.

Setelah selesai makan, kami bergegas pergi menuju pendopo. Mulai dari bercerita, melihat buku tahunan, dan dirinya memberikan something untukku, aku sangat senang. Alma dan isti malah asik webcam-an, sedangkan aku asik bercerita dengannya. Walau aku tidak banyak berbicara/merespon ceritanya, namun aku sangat senang mendengarkan ceritanya itu.

Akhirnya aku dengannya bergantian webcaman setelah isti dan alma selesai. Aku bergaya riang dan eksis bersamanya, dan dia tak pernah lepas dari mengelus dan mencubit pipiku.
“jangan dielus yang itu, ada jerawatnya x) “
“ yaudah yang ini”
dia tetap saja mencubit dan mengelus pipiku. Rasanya senang, malu, salah tingkah, nyut-nyutan, geli, dan semua rasa bercampur menjadi satu. 






Cuaca menjadi mendung, pendopo mau ditempati untuk acara sesuatu, entah apa, hujan mulai turun. Akhirnya kami bergegas pindah ke pendopa yang satunya lagi. Hujan semakin deras, angin bertiup kencang, aku takut mendengar petir yang begitu menggelegar kencang. Saat isti dan alma membeli sesuatu, tiba-tiba dia berkatan ..

“nyu, amicu mau ngomong something”
“ngomong apa?” ucapku terkaget sambil sekilas menatapnya
“emnyu mau gak jadi pacar amicu?”

deg ! tak ku sangka dia berucap seperti itu, jelas saja aku gugup dan salah tingkah, rasanya ingin waktu diberhentikan agar aku dapat merasakan rasa ini selamanya.

“iya” ucapku sambil tersenyum malu
“makasih ya sayang”
“iya sama-sama sayang” ucapku pelan karena malu x)
“amicu sayang dan cinta sama emnyu”
“emnyu juga sayang dan cinta sama amicu”

Tuhan aku benar-benar mencintainya, terimakasih engkau telah mempertemukanku dengannya. Dia .. dia malaikat hatiku, selalu membuatku merasa nyaman dan bahagia, aku begitu menyayanginya dan mencintainya, tak sanggup jika suatu waktu memisahkan kita, aku tak ingin itu terjadi ! aku serius berhubungan dengannya.

Doaku terkabul. Dia menyatakan cinta saat hujan turun dan berkata “sayang” secara langsung, aku sangat bahagia, lebih dari apapun.

Setelah itu kita berfoto bersama, saling bergaya didepan kamera. Aku merasa bahwa aku adalah orang yang paling beruntung karena bisa memilikinya, bisa bersamanya, dan bisa berbahagia bersama.




Hujan mulai reda, saatnya pergi untuk mengantar pacarku ke stasiun untuk pulang. Berat rasanya untuk berpisah, waktu terlalu singkat,berjalan sangat cepat, aku masih rindu padanya, tapi memang harus pulang karena jadwal kereta akan segera berangkat.

Disepanjang perjalanan, aku dengannya masih berbincang bersama. Dia masih menyempatkan mengelus dan menyubit pipiku, aku biarkan saja karena aku sayang dan cinta dengannya. Saat sampai di Situ Buleud, dia sempat berkata ..
“emnyu”
“apa amicu?”
dia mencoba menyentuh telapak tangan kiriku. Aku berfikir, mungkin dia ingin menggenggam tanganku. Dia terus menyentuh tanganku, seperti ingin menggenggam, namun tetap saja tak digenggam, justru ia melepaskannya, mungkin.. dia masih malu atau .. entahlah, aku hanya tersenyum melihat tingkahnya :)

Sesampai distasiun, aku berpisah dengannya, berat rasanya. Saat berjabat tangan sebagai perpisahan, dia menggenggam tanganku begitu erat dan lama, jika dibayangkan, aku selalu ingin menangis, aku masih rindu dengannya, tapi memang sudah waktunya kita pulang.

Sepanjang perjalanan menuju rumah, aku hanya menyentuh pipiku, teringat kejadian tadi. Mengingat tingkahnya yang lucu, membuat hari ini terasa sangat indah. Sangat disayangkan waktu terlalu singkat, terlalu cepat untuk berlalu.

Terima kasih atas pengorbananmu selama ini. Aku sangat bersyukur telah memilikimu, yang selalu menyayangiku dan mencintaiku apa adanya. Jika Tuhan mengijinkan kita untuk bertemu lagi, mungkin akan secepatnya kita akan bertemu kembali. Aku sangat menyayangimu dan mencintaimu, selalu merindumu.

Kejadian hari ini menjadi kenangan dihari esok ..
Seperti itulah cerita dia dalam tumblrnya, walau cerita dia justru lebih detail dan bagus daripada aku, tapi kepaduan cerita ini adalah cerita yang paling lengkap sebagai sudut pandang orang yang serba tahu, jadi seperti inilah detail cerita kami berdua. Untuk foto akan menyusul sehubung susah memindahkan foto ke blog ini.

Tidak ada komentar: